ITS News

Minggu, 29 September 2024
27 September 2005, 16:09

Limbah di Indonesia Kian Mengkhawatirkan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Jurusan Teknik Lingkungan kembali mengadakan seminar nasional, Semnas Teknologi Lingkungan III, (27/9). Kegiatan ini bertujuan memberi bekal para peneliti dan pengguna teknologi yang terkait dengan persoalan lingkungan. Tema seminar kali ini Manajemen Penanganan Limbah Padat dan Limbah Cair Berkelanjutan. Dikatakan pihak penyelenggara, tema itu sangat nyata diperlukan mengingat permasalahan limbah padat dan cair di Indonesia kini semakin kompleks dan meresahkan.

Untuk itu pada kegiatan rutin ini, Jurusan Teknik Lingkungan menghadirkan empat pembicara utama yang kompeten dengan permasalahan yang sedang dihadapi. Sebut saja Dr Ir Joni Hermana, dosen jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS, Prof JC Liu dari National University Science and Technology (NTUST) Taiwan, John M Miller sebagai ketua tim West Java Environtmental Management Project (WJEMP), dan Prof Asis Djajadiningrat dari ITB.

John Miller, pada orasinya, mengetengahkan tema Strategi, Dasar Pendekatan serta Program Pengelolaan Limbah Padat di Jakarta. Dikatakan Miller, Jakarta sebagai ibulota Indonesia telah menjadi kota berkelas dunia. Tapi harus diakui, kota ini tidak sebersih yang seharusnya. ”Pengelolaan sampah DKI Jakarta sampai saat ini belum efektif dan efisien sesuai master plan persampahan 1987. Sementara itu master plan itu sendiri batas berlakunya sampai tahun ini dan harus diperbaharui,” ungkap Miller.

Bayangkan saja, menurut data yang diungkap Miller, timbunan sampah di Jakarta saat ini mencapai 6000 ton/hari. Sedangkan ritasi truk sampah tidak sampai 3,5 rit/hari seperti ketentuan di master plan persampahan. Yang terjadi hanya 1,7 rit/hari.
Kemudian, diungkap Miller, fakta dilapangan saat ini pembuangan sampah di Jakarta masih tergantung pada TPA Bantar Gebang. Realisasi retribusi pun terbilang sangat rendah (kurang dari dua persen dari total seratus persen). Hal itu belum lagi ditambah tidak efisiennya pengolahan limbah.

Maka, sambil menunggu master plan yang baru, dikatakan Miller, dibutuhkan strategi jangka menengah yang harus segera diberlakukan. Konsep dasar yang ditawarkan Miller antara lain membagi Jakarta menjadi empat daerah pelayanan berdasarkan kondisi geografis dan transportasi. Lalu tiap daerah itu diharapkan dilengkapi dengan fasilitas TPS, SPA dan ITF (Intermediate Treatment Facility). ”Pengaplikasian teknologi ramah lingkungan yang sesuai dengan karakteristik sampah juga perlu diterapkan,” ujarnya. Salah satu sasaran dari konsep dasar itu dikatakan Miller, pada 2010, dapat mengurangi sampah melalui reduce, recycle dan reuse (3R) minimal 40 persen.

PEmaparan Miller dilanjutkan dengan presentasi pembicara utama yang lain. Prof Asis Djajadiningrat dalam kesempatannya menyampaikan teknik pengendalian pencemaran udara ambient, sedangkan JC Liu berbagi pengalaman manajemen limbah dan air yang berkelanjutan di negara asalnya, Taiwan. Sementara itu, Dr Ir Joni Hermana mengkritisi tantangan Teknologi pengolahan air minum, air limbah dan limbah padat di masa mendatang.

Seminar sehari yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya dan PT Tekindo Geosistem Unggul ini dihadiri sekitar 95 orang dari berbagai instansi. Setelah sesi pembicara utama, seminar dilanjutkan dengan sesi presentasi 38 makalah yang masuk.(asa/rin)

Berita Terkait