ITS News

Minggu, 29 September 2024
03 Desember 2005, 16:12

Konseling Sebaya, Oleh Dan Untuk Mahasiswa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sesuai taraf perkembangannya, mahasiswa mungkin saja mengalami masalah yang dapat menimbulkan ketegangan dan kecemasan. Bisa karena permasalahan dengan teman kos, Indeks Prestasi (IP) yang menurun atau perselisihan dengan pacar. Menjalani masa ini, menurut Dra Irma Widra Syahrial MM mahasiswa memerlukan bimbingan yang tepat. Mahasiswa membutuhkan sesorang yang dapat diajak berdiskusi. Konsultasi dengan psikolog pun bisa dilakukan. Tapi menurut Irma, konselor dari mahasiswa malah lebih efektif.

Irma lalu menyebutkan tiga alasan mengapa konselor mahasiswa lebih efektif dibanding psikolog, "Alasan pertama, mendiskusikan masalah dengan teman sebaya dirasakan lebih enak dan aman. Alasan kedua, teman sebaya memiliki cara pandang dan gaya hidup yang mirip sehingga dianggap lebih memahami. Yang ketiga adalah situasi diskusi bisa lebih luwes alis curhat.”

Untuk itulah, Pusat Layanan Konseling dan Pendampingan Akademik Mahasiswa (PLKPAM) UBAYA yang dipimpinnya mendirikan Peer Group Konseling beberapa tahun lalu. Para konselornya adalah mahasiswa dan mereka minimal bekerja selama dua semester. Cara ini ternyata terbukti sukses membantu mahasiswa disana ketimbang menggunakan jasa psikolog.

Konseling Sebaya berarti ada proses tatap muka dimana seorang mahasiswa membantu mahasiswa lain agar dapat memecahkan masalahnya sendiri. Meski konselor berasal dari mahasiswa, mereka juga harus memiliki teknik konsultasi yang tepat. Seperti bagaimana membangun hubungan saling percaya dan komunikasi terbuka. Untuk itu harus diberikan training seperti ketrampilan sebagai active listener , ketrampilan menangani krisis dan cara merujuk (referrals).

Yang menjadi konselor pun, ujar Irma, bukan sembarang mahasiswa karena akan menjadi panutan. Konselor mahasiswa harus aktif, ramah, memiliki motivasi yang tinggi dan senang membantu orang lain. "Maka dari itu, mereka (konselor, red) harus memiliki model peran positif. Kualitas pribadi juga harus bagus. Dan yang paling penting, ia harus dapat menjamin kerahasiaan. Konsultasi jangan dijadikan ajang gosip,” tegas Irma disertai tawa peserta. Wanita dengan tiga putra ini juga mengingatkan bahwa karena konsultasi bisa berupa permasalahan akademik, IPK dan prestasi akademik konselor juga harus bagus.

Melihat keberhasilan program Peer Group Konseling di UBAYA, SAC ITS dalam waktu dekat akan membentuk kelompok pendamping konseling sebaya ini. Sri Mulyono, Konselor dan Psikolog SAC ITS menyebutkan pihaknya akan segera menghimpun mahasiswa yang bersedia menjadi konselornya.(ftr/asa)

Berita Terkait