ITS News

Senin, 30 September 2024
08 Desember 2005, 07:12

ITS Gelar Diskusi dan Workshop Tasawuf

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Digelarnya diskusi tasawuf itu menurut Darmaji, berkait dengan keinginan untuk menempatkan pengertian dan pemaknaan tentang tasawuf secara benar. “Selama ini tasawuf sebagai ilmu masih belum dipahami dengan benar, dan kadang mereka yang sudah mengerti juga memaknainya keliru terhadap sikap seorang yang menjalankan ilmu tasawuf atau yang biasa disebut dengan sufi,” katanya.

Kesalahan itu, kata Darmaji menjelaskan, seperti dipahaminya tentang kehidupan sufistik sebagai orang yang penuh dengan kesederhanaan, kemiskinan yang seolah tidak peduli tentang kehidupan duniawi. “Ini kesalahan besar, karena seorang sufi sekalipun bisa hidup dengan kaya raya dan berlimpah dengan persoalan keduniawian. Tentu saja dunia mereka tidak ada yang melekat dalam diri,” katanya mengutip salah satu kisah sufi terkenal dari Irak.

Diungkapkannya, setelah diskusi, akan dilanjutkan dengan workshop, bagaimana menjadi sufi sejati tanpa harus meninggalkan duniawi. “Ini yang akan coba disampaikan, sehingga makna sufi tidak selalu identik dengan kemiskinan dan kemelaratan, tapi orang bisa hidup normal meski dia menjadi sufi,” katanya. Boleh dibilang, katanya menambahkan, diskusi dan workshop itu akan mendekonstruksi pemikiran dan paham tentang kehidupan sufistik dan tasawuf yang selama ini dipahami oleh masyarakat luas dengan keliru.

Usai diskusi pada malam harinya akan dirangkai dengan festival Sholawat Al-Banjari. Sholawat ini tanpa menggunakan alat musik elektrik, hanya peralatan semacam rebana. Ada 12 grup dari 12 kabupaten kota se- Gerbang Kertosusilo plus Malang yang akan hadir dalam festival ini. Festival ini sendiri akan ditempatkan di lantai utara masjid yang baru dibangun. "Tahun lalu juga pernah digelar festival ini, hanya saja kemarin masih se-Surabaya," kata pria asal Lamongan ini. (Humas/bch)

Berita Terkait