Seperti diketahui, selama ini Indonesia masih mengadopsi bahkan menerjemahkan beberapa standar yang dipakai dalam bidang vibrasi dan akustik dari negara lain. Hal ini seharusnya tidak dilakukan. Mengingat perbedaan karakteristik kondisi lingkungan yang berbeda akan mempengaruhi besar standar di masing-masing negara.
Hal ini diungkapkan Ir I B Ardhana Putra PhD, salah satu panelis dari ITB. Ia menegaskan bahwa dengan atmosfir dan kondisi lingkungan yang berbeda akan mempengaruhi refleksi ground. Standar yang dihasilkan pun akan berbeda di tiap wilayah. “Seperti ketika kita mengadopsi standar Australia, secara fisis kondisi negara yang mengalami empat musim dengan negara kita yang hanya dua musim akan mempengaruhi besar standar tersebut,” papar pria berkacamata ini.
Selain itu, menurut Ardhana, jika Indonesia terus mengadopsi bahkan hanya menerjemahkan standar dari negara lain maka akan berpengaruh terhadap kemajuan perdagangan negara. “Misalnya dalam hal pembelian sound level meter, jika kita terus menggunakan standar dari Australia, maka kita juga harus membeli sound level meter buatan mereka terus,” ungkapnya.
Husein A Akil, salah satu peserta seminar yang dilaksanakan di Ruang Seminar Gedung Rektorat ITS lantai 3 ini, juga menyarankan agar penentuan standar dimulai dengan membentuk sebuah komunitas. Panitia teknis ini harus terdiri dari pemerintah, ahli atau peneliti, pembuat regulasi dan konsumen. Selanjutnya dilakukan jajak pendapat dan barulah SNI vibrasi-akustik tersebut dapat disetujui dan digunakan.
Menanggapi berbagai usulan yang ada, Dr Ir Sekartedjo MSc dari Teknik Fisika ITS kemudian mengungkapkan keinginannya agar seminar ini dapat menghasilkan saran atau pemikiran untuk segera mewujudkan SNI di bidang akustik dan vibrasi.
Dr Ir Totok Soehartanto DEA, Ketua Jurusan Teknik Fisika ITS yang ditemui di sela-sela acara juga berharap agar jurusannya dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan iptek di industri. “ Untuk tahun ini memang di fokuskan ke Vibrasi dan Akustik, sedangkan tahun 2006 akan membahas bidang minat lain yang kita miliki yakni Energi. Dan tahun 2007 adalah fotonika,” ujarnya. (ftr/rin)
Surabaya, ITS News – Kenyamanan dan fungsionalitas menjadi aspek utama dalam desain bangunan yang ramah lingkungan, tak terkecuali bagi
Kampus ITS, Opini — Kontribusi ibu di dalam tumbuh kembang anak merupakan aspek yang krusial, terutama bagi mahasiswa baru
Kampus ITS, ITS News — Menyokong antisipasi terjadinya bencana serta terus berupaya mengedukasi masyarakat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui
Kampus ITS, ITS News — Transisi menuju energi terbarukan menjadi fokus utama demi lingkungan yang berkelanjutan. Mendukung hal tersebut,