Kampus ITS, ITS News – Pusat Unggulan Iptek Sistem Kontrol Otomotif (PUI-SKO) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali memberi gebrakan baru di bidang kendaraan listrik nasional. Kali ini, ITS meluncurkan dua mobil listrik terbarunya yang bernama Lowo Ireng Reborn dan Limosin, Kamis (18/7), di halaman Gedung Rektorat ITS.
Direktur PUI-SKO ITS Dr Muhammad Nur Yuniarto menyatakan, sebenarnya mobil Lowo Ireng sendiri sudah pernah diperkenalkan pada tahun 2014 yang lalu. Namun pada saat itu masih merupakan mobil dengan bahan bakar bensin. Seiring dengan perkembangan teknologi, akhirnya mobil sport Lowo Ireng diubah menjadi sebuah mobil listrik yang ramah dengan lingkungan dan diberi nama Lowo Ireng Reborn.
Menurut dosen yang kerap disapa Nur ini, makna dari Lowo Ireng diambil dari bahasa Jawa yang berarti kelelawar hitam. Hal ini dikarenakan tim pembuat Lowo Ireng senang bekerja di malam hari, seperti halnya kelelawar. Sedangkan bentuk badan dari mobil tersebut juga mengusung konsep mobil sport yang menyerupai bentuk kelelawar.
“Awalnya mobil Lowo Ireng menggunakan tenaga penggerak engine dari Mitsubishi type 6A13 Twin Turbo dengan power 205 HP, sedangkan ECU (Engine Control Unit) menggunakan produk hasil riset alumni mahasiswa ITS sendiri yang diberi nama Iquteche Technology,” papar dosen Teknik Mesin ini. Untuk mengubah menjadi mobil berbahan bakar listrik ini, PUI-SKO ITS bekerja sama dengan Departemen Teknik Mesin dan Departemen Teknik Elektro ITS.
Ketua Peneliti Lowo Ireng Reborn, Heri Suryoatmojo ST MT PhD menjelaskan, mobil senilai miliaran rupiah tersebut menggunakan teknologi baterai Lithium Ion dengan kapasitas sebesar 20 kilowatt hours (kwh). Teknologi utama lainnya yang digunakan pada Lowo Ireng Reborn seperti Controller/Inverter, Battery Management System, dan Interface Vehicle Unit yang semuanya dibuat oleh tim peneliti dan mahasiswa ITS. “Jadi sebagian besar komponen mobil ini merupakan buatan ITS sendiri,” ungkap Heri bangga.
Dikatakan Heri, Lowo Ireng Reborn sendiri mampu melaju dengan kecepatan lebih dari 160 kilometer/jam. Sebab torsi pada motor listrik yang digunakan sebesar 200 Newtonmeter (Nm) dengan transmisi Triptonic. Sementara itu, proses pengisian daya dari nol hingga penuh hanya memakan waktu sekitar tiga sampai empat jam dengan daya 7,7 kilowatt (kw).
Sementara itu, terkait mobil Limosin, Nur menerangkan bahwa mobil yang tampak seperti mobil wisata ini bisa digunakan sebagai angkutan shuttle, atau bahkan bisa untuk angkutan kota. “Hal itu tentunya akan membantu mengurangi polusi udara seperti di Kota Surabaya ini,” tutur Nur lebih lanjut.
Bahkan pria berkacamata ini juga mengungkapkan kemungkinan mobil Limosin itu bisa untuk angkutan internal kampus ke depannya. Mobil Limosin ini pun menggunakan baterai yang sama dengan Lowo Ireng Reborn, yakni Lithium Ion. “Mobil Limosin ini motor dan kapasitasnya berbeda (dari Lowo Ireng Reborn, red), namun memiliki tegangan yang lebih kecil yakni hanya sebesar 100 Volt dengan kecepatan 65 km/jam,” terangnya.
Mobil yang juga bertenaga listrik tersebut memiliki desain yang cukup unik, dengan model semi terbuka sehingga terkesan lebih santai. Mobil yang tampilannya hampir mirip mobil golf ini mampu mengangkut penumpang sebanyak enam orang. Maksimal mampu mengangkut beban sebesar 700 kilogram.
Jambore Kendaraan Listrik Nasional
Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan peluncuran kegiatan Jambore Kendaraan Listrik Nasional. Kegiatan yang baru kali pertama tersebut rencananya digelar mulai 28 Agustus mendatang selama lima hari perjalanan dari Surabaya menunju Jakarta. Kedua mobil listrik yang baru diluncurkan ITS tersebut nantinya juga dipersiapkan untuk mengikuti jambore tersebut.
Selain dari ITS, jambore yang digelar oleh ITS tersebut rencananya juga diikuti sejumlah instansi lainnya baik dari perguruan tinggi maupun swasta untuk memperebutkan Piala Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti). “Dari ITS sendiri akan ada sembilan kendaraan listrik yang mengikutinya, baik mobil maupun motor listrik,” ungkap Nur.
Jambore nasional tersebut akan berbentuk rally dan menempuh jarak 800 kilometer. Untuk mengikuti perjalanan rally tersebut, setiap kendaraan wajib mematuhi regulasi yang telah ditentukan oleh panitia dan telah memiliki surat ijin jalan dari kepolisian.
Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan besar dari PT. PLN (Persero) dalam menyediakan pengisian daya di setiap unit wilayah yang dilalui para peserta rally nantinya. Sebenarnya, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk memberi wawasan lebih kepada masyarakat mengenai kendaraan listrik yang penggunaannya sangat efisien dan ramah lingkungan. “Harapannya, program inovasi yang berkelanjutan ini nantinya dapat dinikmati oleh masyarakat dan memicu industri untuk memasarkan produk kebanggan Indonesia ini,” ujar Nur.
Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng dalam sambutannya juga memberikan apresiasi kepada semuanya. Pasalnya, produk ini bukan hasil kerja satu atau dua hari saja, namun perlu waktu bertahun-tahun untuk menyempurnakannya. “Jangan biarkan karya di satu puncak saja, harus ada puncak lagi, puncak lagi dan seterusnya,” tandas rektor yang akrab disapa Ashari ini menyemangati.
Dalam kesempatan tersebut, Ashari juga dipersilakan untuk melakukan uji coba mengendarai mobil Lowo Ireng Reborn tersebut mengelilingi kawasan ITS. Kendaraan tersebut tampak sangat nyaman dan suara mobil tersebut hampir tidak terdengar. “Luar biasa, semuanya nyaman dan mantab,” ungkap Ashari dengan nada puas setelah mengendarai mobil Lowo Ireng Reborn ini. (sof/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus membuka pintu kolaborasi guna meningkatkan kompetensi mahasiswanya dalam
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengukir prestasi dengan menempati posisi ke-77 dunia dan peringkat
Kampus ITS, ITS News — Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2024, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pengurus Wilayah
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi kompleksitas pasar kerja nasional, Institut Teknologi Sepuluh