ITS News

Minggu, 29 September 2024
28 Desember 2005, 15:12

Teliti ‘Gedek’ Sebagai Alternatif Dinding Tahan Gempa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu siang (28/12), mencetak doktor baru dalam bidang Teknik Sipil atas nama, Dr Ir Sri Murni Dewi MS. Mengetengahkan disertasi tentang Perilaku Pelat Lapis Komposit Gedek-Spesi Terhadap Beban Lentur dan Beban In-Plane, Dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang ini berhasil lulus dengan predikat sangat memuaskan.

Tentang disertasinya itu, Sri Murni Dewi mengatakan, ketertarikkannya meneliti gedek untuk dinding yang memiliki fungsi lebih dari gedek biasanya, karena secara alamiah pertumbuhan bambu jauh lebih cepat dibanding dengan pohon sebagai bahan baku papan. “Dengan pertumbuhan yang relatif lebih cepat itu, maka akan sangat mudah untuk mendapatkannya, sehingga jika gedek yang selama ini sudah dimanfaatkan untuk dinding bisa dimaksimalkan pemanfaatannya, maka tidak ada kendala didalam penyediannya,” katanya.

Selain itu, ia ingin memberikan image positif bagi rumah-rumah yang menggunakan gedek. “Kalau selama ini rumah berdinding gedek terkesan kumuh dan dekat dengan kemiskinan, maka diharapkan melalui penelitiannya ini, dengan kombinasi pemanfaatan gedek dan spesi, yaitu campuran pasir dan semen di antara dua gedek, diharapkan kesan itu tidak ada lagi,” katanya.

Dari hasil penelitiannya itu, Sri berpandangan, pelat lapisan komposit gedek-spesi dapat digunakan sebagai alternatif pengganti dinding gedek maupun dinding bata bagi rumah tinggal. Selain itu dapat pula menggantikan fungsi papan pada setiap komponen struktur yang selama ini memakai papan. “Memang penelitian ini masih butuh penelitian lanjut misalnya tentang bagaimana bentuk dan jenis sambungan yang bisa dibuat, proses produksi secara missal dan lainnya. Tapi mudah-mudahan melalui penelitian ini, pelat lapis komposit gedek-spesi bisa memberikan kontribusi sebagai bahan bangunan baru untuk rumah dengan teknologi sederhana,” katanya.

Mantan Ketua Jurusan Teknik Sipil Unibraw ini juga menjelaskan, dari hasil penelitian berkait dengan prilaku mekanik struktrur pelat lapis komposit gedek-spesi terhadap beban lentur dan beban in-plane, menghasilkan kekuatan lentur yang cukup signifikan jika dibanding dengan dinding bata. “Karena itu saya berkesimpulan, meski biaya yang dibutuhkan untuk membuat dinding bata relatif sama dengan komposit gedek-spesi, di daerah gempa ada baiknya untuk mempeertimbangkan penggunaan bahan gedek-spesi, karena lebih tahan terhadap gempa, mengingat mempunyai kekuatan lentur yang cukup besar. Dan fungsi gedek pada komposit itu ternyata mampu menahan terjadinya retak atau bahkan rohob pada dinding,” katanya.

Kearifan Lokal
Menanggapi hasil penelitian Sri Murni Dewi, Rektor ITS, Prof Dr Mohammad Nuh DEA yang memimpin sidang terbuka promosi doktor itu mengatakan, apa yang telah dilakukan promopenda sesungguhnya tidak sekadar memenuhi syarat akademik untuk meraih gelar doktor, tapi lebih dari itu, penelitiannya telah mengangkat dan memperhatiakan kearifan-keraifan lokal. “Mungkin selama ini nenek-moyang kita telah melakukan itu secara tidak sadar, tapi melalui penelitian dan pembuktian akademik ini, kita sadar bahwa apa yang dilakukan para pendahulu kita menemukan pembenar secara imliah,” katanya.

Karena itu, kata rector menambahkan, penelitian ini sangat mahal nilainya, buka hanya mengungkap persoalan-persoalan keilmuan tapi juga memperhatikan kearifan local yang telah lama dilakukan oleh nenek-moyang kita. “Hasilnya melalui penelitian ini kita akan mampu berkomunikasi secara akademik kepada siapa saja tentang warisan-warisan lokal (local heritage) kita yang ternyata memiliki kadar keilmuan yang bisa dibuktikan dan dipertanggungjawabkan secara akademik,” katanya.(humas/rin)

Berita Terkait