Kampus ITS, ITS News – Mengawali kegiatan tahunan Generasi Integralistik (Gerigi) 2019, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Wali Kota Surabaya Dr (HC) Ir Tri Rismaharini MT untuk menyampaikan orasi di depan para mahasiswa baru (maba), Jumat (16/8). Bertempat di Taman Alumni ITS, salah satu alumnus terbaik ITS ini memberikan wejangan kepada para generasi baru kampus Pahlawan ini agar tidak ragu untuk kembali ke daerah masing-masing dan memulai langkah besar membangun daerahnya.
“Tidak ada yang tidak mungkin,” tandas wali kota yang akrab dipanggil Risma ini dengan lantang mengawali orasinya. Menurut Risma, kedatangan mahasiswa baru dari berbagai daerah untuk menimba ilmu di ITS tentu membawa harapan besar.
Namun, lanjutnya, acapkali mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya ragu untuk kembali ke daerahnya dan membangunnya dikarenakan keterbatasan dan kekurangan pada daerah tersebut. “Jangan khawatir, di balik semua keterbatasan itu akan ada kelebihan yang diberikan Tuhan,” ujarnya memotivasi lebih dari 4.000 maba S-1 dari semua departemen di ITS yang hadir.
Perempuan yang pernah menjadi satu-satunya wali kota dari Indonesia yang diundang dalam Forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Februari lalu ini, mengungkapkan bahwa segala sesuatu yang besar dimulai dari langkah yang kecil. Termasuk langkah membangun daerah, tentunya harus diawali dengan kemauan dan usaha yang besar. “Memang berat, tapi kita juga harus yakin pasti berhasil,” tambahnya menyemangati.
Ia kemudian menceritakan perjuangannya ketika mengawali langkahnya sebagai Wali Kota Surabaya. “Dulu tidak ada yang tahu Surabaya, sekarang semua negara tahu,” ujarnya bangga. Keberhasilannya mengantarkan Surabaya mendapat berbagai penghargaan bergengsi dunia merupakan buah manis dari segala upaya yang telah ia jalani. Seperti kita ketahui bahwa Kota Surabaya telah menerima beberapa penghargaan internasional seperti Lee Kuan Yew World City Prize, Global Green City PBB, Learning City UNESCO dan ASEAN Tourism 2018.
Risma juga menyampaikan bahwa kunci keberhasilannya dalam membangun Surabaya adalah kerendahan hati. “Menjadi seorang pemimpin dan pejabat tinggi belum tentu menjadi orang yang paling benar,” ungkapnya mengingatkan.
Berbagai permasalahan yang ia dapat tidak dapat terselesaikan jika tidak ada kerja sama dari setiap elemen. Ketika menemui sebuah masalah, Risma berpesan agar jangan berhenti bertanya dan meminta pertolongan. “Di atas langit masih ada langit, semakin lama seharusnya semakin bijaksana, bukan semakin sombong,” pesan perempuan berhijab ini.
Alumnus Arsitektur ITS ini juga berpesan agar terus melakukan aksi yang konkret dan tidak hanya bicara. Menyalahkan orang lain dan mencari-cari alasan tidak dapat menjadikan adanya sebuah perubahan, justru akan menjadi penghambat. “Sudah tidak boleh lagi ngeles sana-sini, dan jangan pernah bilang tidak bisa jika belum melakukan apa-apa,” pungkas perempuan 57 tahun tersebut.
Gerigi ITS yang merupakan masa orientasi dan pengenalan kampus bagi para maba kali ini mengusung tema Poros Peradaban sebagai fokus dalam serangkaian acaranya. Kegiatan Gerigi ini akan diselenggarakan selama tiga hari ke depan di sekitar kampus ITS.
Ketua Gerigi ITS 2019 Naufal Nabil Pramono menjelaskan, penentuan tema dilatarbelakangi dengan harapan agar mahasiswa baru dapat menjadi kader-kader pemuda yang hebat dalam membangun Indonesia. “Poros itu pusat dan peradaban itu kecerdasan, sehingga harapannya mahasiswa ITS dapat menjadi pusat kecerdasan bangsa,” ungkap mahasiswa Departemen Teknik Mesin ini.
Selain itu, maba juga akan disuguhi materi empat bidang pengembangan diri untuk bekal selama kuliah di ITS. “Empat bidang itu mencakup keilmiahan, kewirausahaan, manajerial, dan minat bakat,” tambahnya. Hasil dari materi tersebut nantinya akan dibuat booklet sebagai bentuk penugasan terhadap maba.
Sementara itu, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari M Eng, juga ikut menyambut semarak mahasiswa baru melalui berbagai pesan singkat. Lewat sambutannya, pria berkacamata itu menyampaikan agar mahasiswa baru dapat mematuhi orang tua selama di ITS. “Patuh kepada orang tua, bapak ibu dosen, dan ibu yang luhur ITS,” tutur guru besar Teknik Elektro ini.
Selain itu, mahasiswa baru diharap dapat menggambarkan visi dalam jangka waktu panjang atau pendek. Tak lupa, rektor yang biasa disapa Ashari ini juga menekankan pentingnya memperbanyak jaringan atau networking. “Cari teman sebanyak-banyaknya, anak ITS harus banyak jaringan,” tutupnya mengingatkan. (yus/vi/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus membuka pintu kolaborasi guna meningkatkan kompetensi mahasiswanya dalam
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengukir prestasi dengan menempati posisi ke-77 dunia dan peringkat
Kampus ITS, ITS News — Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2024, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pengurus Wilayah
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi kompleksitas pasar kerja nasional, Institut Teknologi Sepuluh