ITS News

Senin, 25 November 2024
24 Agustus 2019, 06:08

ITS Dirangkul Belanda Kembangkan Pendidikan Vokasi Kemaritiman

Oleh : itsmis | | Source : www.its.ac.id

Foto bersama jajaran pimpinan ITS, pimpinan PPNS, pimpinan PPS, serta perwakilan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia dan rombongannya

Kampus ITS, ITS News – Guna mengembangkan pendidikan vokasi bidang maritim di Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Departemen Teknik Transportasi Laut diajak kerja sama oleh Pemerintah Kerajaan Belanda sebagai salah satu mitra institusi pendidikan. Hal ini dipertegas dengan dilakukannya kunjungan rombongan dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia bersama beberapa mitra industri dan pendidikan dari Belanda di Rektorat ITS, Jumat (23/8).

Kerja sama ini merupakan jawaban atas kunjungan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, ke Belanda pada April 2016 lalu. Salah satu poin yang ditindaklanjuti dalam kunjungan ini adalah mengenai peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam bidang maritim pada ranah pendidikan vokasi.

Pemerintah Kerajaan Belanda mendukung penuh langkah Indonesia mewujudkan visi poros maritim. Visi tersebut diwujudkan dengan pengembangan klaster maritim, baik perikanan, pembangunan kapal laut, infrastruktur, dan sumber daya laut. Selain itu juga peningkatan kapasitas SDM melalui program vocational training bagi pelajar dan mahasiswa sekolah maritim di Indonesia. Hal lain yang tak kalah penting adalah pengembangan peta jangka panjang pembangunan maritim Indonesia.

Rektor ITS Prof Mochamad Ashari (kiri) saat menerima kunjungan kerjasama dari perwakilan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda dan rombongan di ITS

Dalam hal ini, penanggungjawab program adalah Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Belanda melalui program Kerjasama bidang vokasi maritime antara Indonesia dan Belanda, dalam skema TVET – Technical and Vocational Education and Training. Untuk melaksanakan program kerjasama tersebut, Kemlu Belanda mengadakan tender internasional dan salah satu peserta tender adalah Konsorsium Internasional.

Konsorsium ini terdiri dari STC International (institusi pendidikan dan pelatihan bidang maritim & logistik di Belanda), CINOP (institusi konsultan kurikulum dan pendidikan di Belanda), dan Departemen Teknik Transportasi Laut ITS (insitusi pendidikan tinggi teknik bidang transportasi laut, kepelabuhanan, dan logistik maritim di Indonesia).

Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia mendukung sepenuhnya inisiatif antara Belanda dan Indonesia di sektor maritim tersebut, antara lain di bidang peningkatan kapasitas pada pengembangan proyek kerja sama ini.

Kepala Departemen Teknik Transportasi Laut ITS, Ir Tri Achmadi PhD menjelaskan, program ini membahas tentang pendidikan vokasi di bidang transportasi laut, logistik dan shipbuilding. Ia memaparkan bahwa Departemen Teknik Transportasi Laut ITS akan berkolaborasi dengan pihak Belanda dalam pengembangan kurikulum. Kurikulum tersebut kemudian akan diimplementasikan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya (PPS) dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) sebagai institusi pendidikan vokasi kemaritiman.

Sebagai satu-satunya lembaga pendidikan tinggi yang menyediakan pembelajaran manajemen kemaritiman, Tri mengungkapkan bahwa pendidikan Departemen Teknik Transportasi Laut ITS berada pada jenjang strata-1 (S-1).
Sementara itu, ia melansir bahwa dalam bidang manajemen kemaritiman, juga dibutuhkan SDM yang memiliki kualifikasi di jenjang diploma. “Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden Indonesia untuk mengembangkan sektor vokasi,” terangnya.

Rektor ITS Prof Mochamad Ashari (kiri) saat menerima kunjungan kerjasama dari perwakilan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda dan rombongan di ITS

Selain itu, alumnus University of Newcastle ini memaparkan bahwa pihak Belanda memiliki pengalaman yang bagus dalam pengembangan pendidikan vokasi serta kurikulum. Hal ini tercermin dengan digandengnya STC International dan CINOP sebagai institusi yang berpengalaman dalam pelatihan maritim dan logistik serta kurikulum di Belanda. “Belanda memiliki kurikulum, namun tidak semuanya dapat diadopsi oleh Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi,” tandasnya.

Untuk tahap selanjutnya, Tri mengungkapkan, pihak Belanda dan ITS akan mendampingi pembuatan kurikulum vokasi sampai dengan akreditasi. Oleh sebab itu, Tri membeberkan bahwa pihak Belanda akan senantiasa mengirimkan staf guna mengawal proses tersebut nantinya. (fat/HUMAS ITS)

Berita Terkait