ITS News

Minggu, 29 September 2024
16 Februari 2006, 18:02

Perspektif Baru Tentang Persahabatan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mahasiswa sebagai generasi muda pasti mempunyai banyak keinginan yang bergejolak. Tidak jarang keinginan itu tersalurkan dengan keluar dari norma dalam masyarakat. Hal ini didukung oleh perkembangan media yang pesat sehingga semakin banyak generasi muda yang bergaya hidup mewah dan jauh dari adat ketimuran. Rupanya itulah yang menjadi salah satu alasan Jamaah Masjid Manarul Ilmi ITS (JMMI) mengadakan seminar tentang Pergaulan Islam, Kamis (16/2). Seminar yang digelar di Perpustakaan ITS lantai 2 ini menghadirkan tiga pembicara.

Gatot Surahman salah satu pembicara dalam seminar ini memaparkan dalam makalahnya bahwa akibat dari pola hidup konsumerisme akut itu ditandai dengan semakin tumpulnya daya kritis mahasiswa. Bagi mantan sekjen BEM ITS ini, pengkaderan saat ini tidak lagi dapat meningkatkan sikap militansi mahasiswa dikarenakan proses pengkaderan sendiri sudah kehilangan orientasi. “Sayang jika potensi mahasiswa hanya disalurkan pada kegiatan-kegiatan ormawa yang tidak mencerminkan sikap mahasiswa itu sendiri”, ujar Gatot.

Lain lagi dengan Arif Brahmantoro, dosen Teknik Informatika ini menyatakan bahwa dalam kehidupan nyata kita tidak dapat lepas dari hubungan antar lawan jenis. Hal ini dibuktikan dari pengalamannya menjadi mahasiswa di ITB. Padahal selaku mahasiswa muslim Arif mengaku mengetahui larangan bertemu dengan lawan jenis yang bukan muhrim jika tanpa pendamping, bahkan untuk urusan organisasi sekalipun.

Oleh karena itu Arif menyodorkan alternatif islami yaitu selalu memperbaiki pengetahuan tentang agama sebagai benteng dari perbuatan yang lebih jauh. Pun begitu dengan pengalamannya menuntut ilmu di negeri kangguru, dimana benteng diri menjadi mutlak diperlukan untuk menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan moral. “Padahal kalau mau, di dekat hunian saya di Australia terdapat sebuah sex shop yang dapat diakses bebas oleh siapapun!” begitu ungkap Arif.

Sementara itu, solusi Islami coba ditawarkan oleh pembicara ketiga, Ustadz Muhammad Bukhori. Dia menjelaskan bahwa pergaulan remaja saat ini sudah sangat menyimpang, dan jika dibiarkan akan berbahaya. Untuk itu menyitir salah satu hadis nabi Muhammad beliau menerangkan fase-fase persahabatan.

Dikatakan Ustadz Muhammad Bukhori, dalam hadis Fase pertama yaitu fase perkenalan, sebagaimana yang dituntun oleh agama bahwa setiap manusia harus saling mengenal satu dengan yang lainnya. Fase kedua adalah fase pemahaman, dimana menuntut kita untuk saling menasehati layaknya sahabat yang saling mencurahkan isi hatinya. Fase berikutnya, fase persaudaraan, fase ini merupakan tingkatan tertinggi dari sepasang sahabat, dimana satu dengan yang lain telah saling memahami layaknya saudara. “Satu yang harus diingat, persahabatan ini harus dilandasi dengan semangat keimanan lho," ujarnya mantap. (ap/asa)

Berita Terkait