Selain mendatangkan beberapa Public Relation (PR) dari perusahaan terkemuka, CPR BEM ITS mengundang pula Staff Ahli Gubernur Jawa Timur Bidang Ketenagakerjaan yang juga adalah alumni ITS, Mohammad Djaelani. Alumni ITS Jurusan Teknik Sipil angkatan 1965 ini datang untuk menjadi pembicara dalam CPR BEM ITS. "Walaupun saya sudah tua, semangat saya tak akan kalah dengan adik-adik mahasiswa. Saya akan terus berjuang untuk dapat bermanfaat bagi orang lain," ungkap Djaelani.
Djaelani mengaku cukup lama tak mampir ke ITS. "Saya sudah lama tidak main ke kampus. Oleh karena itu begitu menerima telepon dari adik-adik BEM ITS, saya langsung menyanggupinya. Mungkin inilah salah satunya yang bisa saya lakukan untuk adik-adik saya," jelas Djaelani.
Selama kurang lebih satu setengah jam, Djaelani memberikan materi kepada peserta CPR yang tak hanya berasal dari ITS. Banyak diantara peserta yang berasal dari universitas lain, bahkan ada beberapa peserta yang sudah bekerja. Djaelani menjelaskan bahwa untuk dapat menjadi humas yang profesional tak hanya butuh pelatihan saja, namun juga dibutuhkan banyak pengalaman. "Untuk menjadi humas, sesorang harus punya mental yang kuat. Untuk mencari relasi itu sangat mudah, tapi untuk terus membina dan memberdayakan jaringan, butuh kesabaran dan kemampuan komunikasi yang baik," ungkapnya.
Djaelani mencontohkan dirinya, bahwa ia sering berhadapan dengan berbagai lapisan masyarakat. "Seorang humas harus mampu menyesuaikan diri dengan lawan bicaranya. Entah itu dengan sesama PR, dengan pejabat, atau bahkan dengan preman," kata Djaelani. "Apabila kita memiliki hubungan yang baik dengan mereka, maka banyak manfaat yang akan kita peroleh," ungkapnya.
Djaelani juga menjelaskan bahwa dalam berkomunikasi kita tidak harus dominan. "Janganlah terus-terusan anda bicara dan menguasai pembicaraan, perlu strategi dalam bicara. Terkadang karena merasa kita mempunyai kelebihan, kita sering menyepelekan orang lain. Kita harus mengalah untuk mengetahui sifat dan karakteristik seseorang", jelas Djaelani.
Di akhir sesi, lelaki yag bermotto hidup "ojo dumeh" ini berpesan kepada para peserta agar tetap sopan santun terhadap siapapun. "Bersikaplah sopan kepada siapapun dan janganlah sombong, terutama kepada Ibumu. Walaupun setinggi apapun jabatan yang kamu sandang kelak,atau sepandai apapun engkau, tetap hormatilah orang lain," pungkas Djaelani.(Jie/ftr)
Kabupaten Kediri, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melahirkan inovasinya untuk masyarakat. Hal ini dibuktikan oleh
Kampus ITS, ITS News — Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran besar dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Kampus ITS, ITS News – Tingginya tingkat stunting di Indonesia masih menjadi permasalahan serius yang perlu segera ditangani. Menyadari
Kampus ITS, ITS News — Adanya keterbatasan fisik pasca kecelakaan mengharuskan Muhammad Noer Yusuf Joko Samodro menggunakan kursi roda