Kampus ITS, ITS News — Sebagai salah satu penyakit yang mematikan, sudah sewajarnya penyakit jantung koroner mendapatkan perhatian ekstra. Untuk menyosialisasikan mengenai penyakit ini, Unit Pengendalian dan Pelaksanaan Program (UP4) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar seminar kesehatan yang tertajuk Penyakit Jantung Koroner, Deteksi dan Penanganannya, Senin (23/9). Bertempat di Ruang Sidang Utama Gedung Rektorat ITS, seminar ini menghadirkan Dr dr J Nugroho Eko Putranto SP JP (K) FIHA FASCC sebagai pembicara.
Dokter yang berasal dari Rumah Sakit dr. Soetomo ini menjelaskan, jantung koroner merupakan penyakit jantung yang diindikasi dengan penyempitan atau penyumbatan pada organ pembuluh darah koroner. Akibatnya, darah yang seharusnya dialirkan dari jantung ke otot-otot jantung menjadi terhambat. Tentunya kondisi ini akan mengganggu kerja jantung yang memiliki tugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
“Lebih parahnya lagi, kondisi ini dapat menyebabkan kematian,” ungkap dokter yang akrab disapa Nugroho ini.
Lebih lanjut, dokter Nugroho menyebutkan, faktor-faktor penyebab seseorang dapat terserang penyakit ini di antaranya adalah tingginya kolesterol dalam darah, diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), kelebihan berat badan (obesitas) dan pola hidup yang tidak sehat. Selain itu, ada faktor lainnya yang tidak bisa dihindari yaitu faktor genetika, atau faktor keturunan.
Pola makan yang tidak sehat, seperti seringnya mengonsumsi fastfood (makanan instan) dan jarang berolahraga merupakan pemicu timbulnya garis lemak di pembuluh darah. Jika kondisi tersebut dibiarkan, lemak yang terus-menerus menumpuk akan menjadi plak di pembuluh darah.
“Oleh karena itu, siapa pun bisa terkena penyakit ini tanpa melihat umur,” ujar dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah ini.
Lanjut Nugroho, ada beberapa cara untuk mendeteksi penyakit ini secara lebih dini, salah satunya adalah dengan rutin mengontrol kolesterol, mengecek gula darah, memiliki riwayat hipertensi atau tidak, dan bisa juga melakukan rekam jantung untuk hasil yang lebih akurat. Meskipun jantung koroner dapat diwariskan melalui faktor genetika, Nugroho menghimbau audiens untuk tidak khawatir karena risiko tersebut dapat diminimalisir dengan pola hidup yang sehat.
“Melakukan olahraga setidaknya 2-5 kali dalam seminggu dan istirahat yang cukup akan meminimalisir seseorang untuk terkena penyakit ini (jantung koroner, red),” imbuh Nugroho.
Selain itu, ia juga mengungkapkan, penyakit ini memiliki gejala-gejala yang harus diwaspadai. Salah satunya adalah muncul rasa sesak pada bagian dada, terutama saat beraktivitas. Ia menghimbau untuk memperiksakan kondisi tubuh pada dokter apabila gejala tersebut sering dialami.
Pada akhir materi, dokter Nugroho berpesan apabila ada di antara audiens telah terkena penyakit jantung koroner, sebaiknya minum obat secara rutin sesuai arahan dokter, tidak panik dan selalu rileks agar penyakit ini nantinya tidak mengancam jiwa.
Dr Irhamah Msi, Kepala UP4 yang turut hadir dalam acara ini berpesan agar ilmu yang telah didapatkan melalui seminar ini dapat dimanfaatkan dengan baik “Kegiatan seminar kesehatan merupakan salah satu kegiatan dari program Gerakan Masyarakat Sehat di ITS dan saya berharap kegiatan semacam ini dapat dilakukan secara berkesinambungan sehingga memberikan manfaat bagi seluruh sivitas akademika ITS,” harapnya. (ion4/rur)
Kampus ITS, ITS News — Hadir mengentaskan masalah tumpukan sampah organik, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS , ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melahirkan sederet inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kampus ITS, ITS News — Para peternak di Kabupaten Madiun mengalami kesulitan dalam mencari pakan ternak pada saat musim
Surabaya, ITS News — Departemen Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar International Seminar on Ocean and Coastal