ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
27 September 2019, 09:09

Pustakawan ITS Minimalisir Disrupsi dengan IoT

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Dr Ir H Abdul Hamid MP, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, menyampaikan materi terkait perpustakaan berbasis enterpreneur

Kampus ITS, ITS News— Internet of Things (IoT) di era revolusi industri memiliki kemampuan untuk mentransfer data tanpa adanya interaksi antar manusia yang mampu mendistrupsi peran pustakawan. Melihat hal itu, Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar seminar bertema penerapan teknologi IoT untuk mendukung pelayanan perpustakaan di Hotel Sartika Premiere, Rabu (25/9)

Dr Ir H Abdul Hamid MP, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, mengatakan, minat baca untuk Jawa Timur berada pada urutan ketiga skala nasional dengan angka 73,9 persen. Target pada 2020 akan naik lebih dari 75,1 persen dengan sasaran utama mahasiswa. Oleh sebab itu, perlu sinergitas antara perguruan tinggi dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur. ” Pentingnya pengerucutan ide yang baik untuk memaksimalkan ketersediaan buku di masyarakat,” gumam Hamid.

Hamid memaparkan, fungsi dan fasilitas perpustakaan saat ini perlu ditambahkan. Contohnya fasilitas untuk membaca dan meminjam yang hingga saat ini dibatasi oleh jam layanan. Dengan perkembangan teknologi, perpustakaan dapat menyediakan buku digital. Sehingga masyarakat tidak akan terbatas jam layanan perpustakaan.

Selain itu, dibutuhkan penambahan fungsi dari perpustakaan. Seperti fungsi perpustakaan yang awalnya untuk membaca ditambahkan fungsi sebagai working space. “Pasti banyak masyarakat yang akan mengunjungi perpustakaan dengan fungsi tambahan,” terangnya.

Setiap inovasi tersebut pasti mendatangkan manfaat sekaligus risiko. Salah satu risikonya adalah disrupsi peran pustakawan dan menurunnya fungsi perpustakaan konvensional. “Sehingga diperlukan risk treatment (proses menanggulangi risiko,red) yang mampu mengurangi risiko yang ada dalam pengembangan inovasi dan manfaat dari inovasi tersebut,” jelasnya.

Hamid menambahkan, komitmen antarpustakawan dalam membuat inovasi dapat menjadi pencegah penurunan peran perpustakaan dan pustakawan. Selama pustakawan mampu menumbuhkan keyakinan orang,, perpustakaan fisik tidak akan tergusur. “Salah satunya yakni dengan membangun perpustakaan berbasis enterpreneur,” pungkasnya.

Dr Taufiq A Gani S Kom M Eng Sc selaku pemateri juga mengatakan, merujuk UU No 43 tahun 2007 bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca. “Pentingnya masyarakat diajari agar gemar membaca buku, baik manual maupun digital,” menurutnya.

Taufiq mengatakan, pentingnya pembaharuan layanan perpustakaan mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Salah satunya dengan pengaplikasian Radio Frequency Identification (RFID) untuk mengefisienkan proses peminjaman buku. “Dengan RFID, peminjam tidak harus menemui pustakawan untuk meminjam buku,” pungkasnya. (ion5/qin)

Berita Terkait