Kampus ITS, ITS News – Sebagai masyarakat di negara yang sering dilanda bencana alam hidrometeorologi, kesadaran untuk melek akan faktor-faktor yang menjadi pemicu bencana tersebut merupakan dasar untuk memahami tindakan preventif yang bisa dilakukan. Hal tersebut disampaikan Dr Deni Septiadi MSi dalam kuliah tamu bertajuk Bencana Hidrometeorologi yang digelar Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Rabu (25/9) di Ruang Sidang Utama Teknik Fisika.
Mengawali penjelasannya, dosen Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) ini menyampaikan bahwa bencana hidrometeorologi merupakan bencana alam yang diakibatkan fenomena meteorologi seperti angin kencang, hujan lebat, dan gelombang tinggi. Mengingat Indonesia adalah salah satu negara yang memungkinkan awan-awan konvektif (awan berpotensi hujan) tumbuh dan bertengger, membuat bencana ini rawan terjadi di Indonesia.
Apalagi, awan-awan konvektif yang muncul di Indonesia seringkali mencapai bentuk sempurnanya yaitu awan cumulonimbus (Cb) yang notabene dikenal sebagai awan berbahaya, karena kehadirannya yang disertai arus listrik serta golakan udara yang sangat dahsyat.
“Tak berhenti sampai disitu, di dalam awan ini (awan Cb, red) sering terdapat badai yang disertai petir,” ungkap Deni.
Lebih lanjut, awan yang sering berbentuk gumpalan besar dan umumnya berwarna gelap ini sering muncul pada musim peralihan dari kemarau ke hujan, yaitu di antara bulan September hingga November. Alhasil, pada periode tersebut sering terjadi angin puting beliung, curah hujan ekstrim disertai petir, hujan es, bahkan banjir bandang.
Tidak hanya itu, alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga menambahkan, efek awan Cb memiliki pengaruh negatif pada dunia penerbangan. Gumpalan besar dan badai di dalam awan Cb berpotensi menimbulkan turbulensi pesawat terbang. Selain itu, pesawat juga bisa tersambar petir sehingga awan ini sering mengganggu keperluan take off maupun landing dari pesawat.
Pria berkacamata ini juga menuturkan, selain awan Cb masih banyak faktor-faktor yang menjadi pemicu bencana hidrometeorologi. Oleh karena itu, Ia berharap mahasiswa ITS, khususnya mahasiswa Departemen Teknik Fisika dapat berkontribusi untuk melakukan mitigasi bencana hidrometeorologi melalui penelitian-penelitian terkait sistem deteksi bencana yang inovatif.
Kampus ITS, ITS News — Hadir mengentaskan masalah tumpukan sampah organik, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS , ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melahirkan sederet inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kampus ITS, ITS News — Para peternak di Kabupaten Madiun mengalami kesulitan dalam mencari pakan ternak pada saat musim
Surabaya, ITS News — Departemen Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar International Seminar on Ocean and Coastal