ITS News

Minggu, 29 September 2024
07 Maret 2006, 08:03

Perusahaan KA Perancis Gandeng ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Rektor ITS Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA Senin siang (6/3), mengungkapkan hal itu setelah akhir pekan lalu ia menerima Michel Antraigue, perwakilan SNCF, sebuah perusahaan perkereta apian Perancis untuk Indonesia. ”Bentuk kerja sama ini bagi ITS merupakan sesuatu yang sangat luar biasa, karena tidak hanya menyangkut kajian-kajian akademis belaka, tapi sudah pada bagaimana arah penyelesaian dan jalan keluar yang ditawarkan,” kata Nuh.

Dikatakannya, mereka melihat ITS memiliki sumber daya yang mampu untuk diajak bekerjasama dalam mengatasi persoalan angkutan umum terutama di bidang perkereta apian, mulai studi kelayakan hingga kemungkinan realisasi proyek tersebut, sehingga pilihannya kemudian jatuh kepada ITS. ”Bagi ITS ini merupakan kerja dan prestasi besar, mengingat menyangkut persoalan teknis dan investasi yang akan ditanamkan oleh investor di kota dan propinis ini,” katanya.

Sebagai langkah awal, kata Nuh mengungkapkan, rencana kerja sama itu akan didahului dengan kegiatan seminar pada 12 April mendatang tentang bagaimana mencari jalan keluar mengatasi sistem transportasi di kota Surabaya dan sekitarnya. ”Seminar ini tidak hanya akan berbicara kajian-kajian akademik, tapi juga menyangkut kemungkinan investasi dan pembangunannya, mengingat mereka yang berbicara bukan saja para akademisi, tapi juga menghadirkan investor,” katanya.

Bukan hanya itu, katanya menambahkan, hasil studi dan realisasi yang akan dilakukan ITS bekerjasama dengan SNCF ini jika berhasil kemungkinan besar akan diterapkan di beberapa kota besar seperti Medan, Semarang dan lainnya yang punya pola transporatsinya hampir sama dengan Surabaya dan sekitarnya.

Menurut Nuh, pola moda transportasi Surabaya memang sudah semestinya dilakukan perubahan, mengarah ke penggunaan transportasi kereta api. Ini mengingat transportasi mobil sudah tidak memungkinkan lagi untuk dikembangkan, karena ruas jalan terbatas dan pertumbuhan kendaraan yang sangat luar biasa. ”Kereta api adalah salah satu cara untuk mengatasi itu, karena jalannya sudah tersedia, tinggal memaksimalkan penggunaannya dan bagaimana mengatur pemberangkatan yang tepat waktu. Di beberapa kota besar di luar negeri, transportasi kereta api adalah salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan orang dengan kendaraan mobil, karena itu selalu ditemui jalur-jalur kereta api dari sebuah stasiun menuju bandar udara,” katanya.

Dan Surabaya, katanya menjelaskan, jika memang ingin menjadi kota internasional, harus siap dengan moda transportasi kereta api. ”Dengan kereta api orang tidak perlu lagi berlama-lama di jalan karena terjebak kemacetan hanya untuk menuju Bandara. Cukup orang dari rumah menuju salah satu stasiun yang menghubungkan jalur antara stasiun ke Bandara,” katanya.

Secara rinci Nuh memberikan contoh, untuk rapat yang hanya dua jam di Jakarta, orang Surabaya membutuhkan waktu perjalanan lebih dari enam jam. Padahal jarak tempuh menggunakan pesawat dari Surabaya ke Jakarta hanya satu jam. ”Ternyata yang lama ketika orang berada di jalan raya yang macet, kalau ada transportasi kereta api, dengan jadwal tepat waktu, dari kota Surabaya menuju Bandara dan dari Bandara di Jakarta menuju lokasi rapat juga ada kereta api, maka jarak tempuh itu dapat kurang dari enam jam. Ini kan sudah dapat menghemat waktu dan tenaga,” katanya.

Nuh berharap, keinginan SNCF untuk merelaisasikan pembangunan kereta api di Surabaya dan sekitar dapat segera terwujud. ”Bagi displin ilmu yang ada di ITS, ada banyak bidang yang dapat dilibatkan didalamnya, mulai dari teknik mesin yang berurusan dengan mesin kereta api, teknik sipil untuk fasilitas pembangunan sarana dan prasarananya, hingga bidang teknologi informasi untuk diterapkan bagaimana penggunaan jadwal dan sistem pengaturannya. Sekali lagi ini tantangan bagi ITS,” katanya menandaskan. (humas/asa)

Berita Terkait