ITS News

Minggu, 29 September 2024
19 Maret 2006, 11:03

Warna-Warni Wisuda ke-92: Demi Anak Rela Berdiri

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sejak pukul tujuh pagi, Sabtu (18/3) para wisudawan ITS memang sudah memenuhi areal prosesi wisuda, Grha ITS. Hal itu karena  sesuai himbauan dari panitia beberapa hari sebelumnya. Satu jam sebelum prosesi dimulai, wisudawan pun mulai tertib teratur masuk ruangan.

Namun, setelah wisudawan memasuki Grha, suasana di sekitar Grha ITS bukan malah bertambah lengang, tapi semakin padat. Pasalnya gelombang keluarga dan kerabat wisudawan yang ingin turut menyaksikan prosesi berangsur-angsur tiba. Belum lagi stan dagangan dadakan yang semakin bertambah disekitar Grha ITS semakin menambah gerah suasana.   

Memang, momen wisuda adalah yang paling dinanti-nantikan keluarga dan wisudawan. Pasalnya, wisuda adalah sebuah pengakuan atas jerih payah dan kerja keras selama mereka menempuh pendidikan. Keluarga pun akan bangga ketika anggotanya wisuda. Karena momen bahagia itulah, maka selalu terjadi, satu wisudawan membawa serombongan sanak famili. padahal undangan yang diberikan panitia, per satu wisudawan hanya berlaku untuk dua orang. Selasar Grha pun nampak dipenuhi keluarga wisudawan, bahkan orang tua wisudawan pemilik surat  undangan pun tidak mendapat tempat duduk.

Slamet misalnya, lelaki tua dengan rambut beruban itu rela berdiri di sekitar selasar Grha ITS. "Saya sedang menunggu anak saya yang sedang wisuda di dalam," katanya saat disapa ITS Online. Dikatakan Slamet, demi anaknya yang wisuda, ia rela menempuh perjalanan jauh dari Lampung. "Saya datang kesini (ITS, red) bersama istri dan beberapa kerabat," lanjut pria sederhana ini.

Meski memiliki undangan rupanya Slamet tidak mendapat tempat duduk khusus undangan karena sudah terisi semua. Kurang pagi memang, Ayah dari sarjana Teknik Material ini datang. Tamu wisudawan memang luar biasa jumlahnya, bahkan bisa dipastikan lebih dari dua kali lipat jumlah wisudawan. Slamet pun harus rela berdiri menunggu anaknya keluar.

Tidak hanya Slamet,  Effendi ayah dari wisudawan FTK juga tidak mendapatkan tempat duduk sehingga harus berdiri di selasar selatan Grha ITS. Diungkapkannya, Ia memang baru berangkat dari Probolinggo   pukul tujuh. "Seharusnya panitia memperhitungkan kekurangan-kekurangan sepele, termasuk tempat duduk undangan," katanya dengan nada sedikit kecewa. Meski harus berada diluar, sama dengan Slamet, Effendi juga tetap rela menunggu anaknya selesai wisuda. "Ini wisuda anak saya yang pertama," kata bapak yang juga memiliki anak yang kuliah di unibraw ini.

Suasana Grha ITS, Sabtu (18/3) memang sangat padat, mulai dari halaman parkir sampai selasar gedung. Meski demikian, ternyata Satuan Keamanan Kampus ITS (SKK-ITS) telah sigap bertugas mengamankan lokasi wisuda mulai dari arela parkir. "Ada tiga regu SKK yang dikerahkan untuk pengamanan Wisuda," kata Kaswiryono, salah satu anggota SKK ITS yang bertugas di areal parkir. Ditambahkannya, SKK memang sengaja memperketat penjagaan sebagai tindakan preventif menanggulangi kejadian yang tidak diinginkan, seperti kehilangan kendaraan.(ap/asa)

Berita Terkait