ITS News

Minggu, 29 September 2024
19 Maret 2006, 16:03

PMLDJ : Tiga Pendekatan Untuk Pemerataan Umat

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selama tiga hari hingga Minggu (19/3), Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) ITS menggelar Pelatihan Managemen Lembaga Dakwah Jurusan (PMLDJ). Acara di lantai 2 Perpustakaan Pusat ini diikuti sekitar 70 mahasiswa ITS. Peserta yang hadir adalah perwakilan dari kajian jurusan di ITS. Beberapa pembicara pun dihadirkan. Diantaranya, Dr Ir Achmad Jazidie Meng (Pembantu Rektor III ITS), Ahmad Zaky Luthfi (Ketua Umum JMMI), dan Tomy Nugroho (Mantan Ketua Umum JMMI periode 2003-2004).

Awalnya, Ahmad Zaky Luthfi memaparkan tentang hubungan umat dengan peluang dakwah ke depan. “Jika berbicara dakwah maka hubungannya dengan umat. Dan kita adalah pemimpin umat. Selama ini, permasalahan yang terlihat adalah pemerataan dakwah terhadap basis social. Nah kalau kita ingin mengobati umat, maka harus mau terjun langsung ke masyarakat,” papar mantan Ketua Kajian Jurusan Teknik Kimia ITS.

Untuk itu, diperlukan tiga strategi pendekatan dalam menangani masalah pemerataan dakwah agar nantinya dapat menyatu dengan masyarakat. Pertama, ketika bersentuhan dengan umat, maka gunakan pendekatan intelektual. “Pakai sense keilmuan, berbicaralah secara intelektual,” paparnya. Selanjutnya, melalui pendekatan kebudayaan. “Sesuaikan dengan karakter masyarakat,” ungkap mahasiswa jurusan Teknik Kimia ITS ini. Terakhir, lanjut Zaky, lewat pendekatan sosial. Misalnya, dengan mengentaskan kemiskinan. Salah satu caranya dengan melibatkan seluruh elemen, utamanya dosen dalam bakti sosial

Di sisi lain, Dr Ir Achmad Jazidie Meng, Pembantu Rektor III ITS, lebih banyak berbicara tentang sinergisitas dan peluang dakwah kampus. Tantangan peluang yang bisa dilakukan JMMI ke depan harus mampu menarik orang yang tidak saja lahir dari umat yang sudah paham. Caranya dengan mengenalkan pusat-pusat, problematika dan dinamika pergerakan umat.

Dalam lingkup ITS, Jazidie bertutur tentang kondisi kajian jurusan di ITS. “Tidak semua kajian jurusan berada di bawah himpunan. Padahal, aktivitas itu akan legal jika di bawah himpunan. Jadi untuk kajian jurusan yang tidak ada naungannya maka sekarang secara otomatis berada di bawah JMMI,” ungkapnya.

Sementara itu, Tomy Nugroho, mantan Ketua Umum JMMI 2003-2004 mengutip pernyataan Rektor ITS. “Kata pak Nuh, ketika beraktivitas seorang muslim harus super dalam tiga hal,” ujar Tomy menirukan. Ketiga hal itu adalah super ikhlas, super cerdas dan super berani. “Untuk super ikhlas, maksudnya nggak suka ngeluh dan nggak minta bayaran,” paparnya. Jika super cerdas, muslim harus mempunyai nilai jual yang sehat dan sering nyambung kalau diajak bicara dalam hal apapun. “Tanpa itu semua nggak akan ada kemenangan,” pungkasnya.(th@/rin)

Berita Terkait