ITS News

Minggu, 29 September 2024
24 Maret 2006, 16:03

Abad 21, Minimal Kuasai Tiga Bahasa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

ITS Language Center (UPT Bahasa), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM ITS) serta English Testing Service (ETS) bekerja sama mengadakan Test Of English for International Communication (TOEIC) – International Workshop Rabu (22/3) di Rektorat lantai 1 ITS. Tak kurang 50 peserta mengikuti pelatihan ini. Dalam pembukaan, ada pernyataan menarik terkait peran dan kebutuhan manusia dalam menyambut era globalisasi. Ini terlontar dari Prof Ir I Nyoman Sutantra, Ketua LPPM ITS sebagai salah satu penyelenggara kegiatan.

Menurut Sutantra, saat ini manusia dituntut untuk mahir dalam tiga bidang krusial. "Kita harus jadi three of the man, yaitu the man of social, the man of technology and the man of bisnis,” ungkapnya menggunakan bahasa English. Maksudnya, manusia harus menguasai ketiga bidang itu, teknologi, bisnis dan ekonomi, serta sosial dan politik.

“Di era globalisasi, kita harus menguasai dan menerapkan teknologi agar nantinya mampu bersaing secara sosial, politik dan kemasyarakatan. Sebab, tiap manusia pasti selalu berkompetisi, jika tidak mau, maka pasti akan tertinggal,” jelas Guru Besar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Industri (FTI) ITS ini. Menunjang itu, Sutantra mengatakan di abad 21 manusia harus menguasai minimal tiga bahasa. "Karena jika tidak, berakibat komunikasi akan menjadi kacau," paparnya.

Saat ini, dikatakannya, bahasa merupakan salah satu patokan untuk menguasai tiga bidang tersebut. Misalnya, untuk bisnis, dunia akan berpatokan pada beberapa bahasa, seperti bahasa Prancis, Jepang, dan China. Sedangkan dalam bidang teknologi, yang dijadikan standart yaitu Inggris, Jerman dan Prancis. "Ini sangat penting. Apalagi kalian sebagai mahasiswa harus bisa menguasai salah satu dari tiga bahasa itu,” kata pria kelahiran 14 September 1960 ini.

Sembari bercanda, pria yang juga pernah bekerja di Bosch Jerman dan Swiss pada tahun 1985-1987 ini, mengatakan bahwa dirinya sekarang menguasai empat bahasa. “Pastinya ya bahasa Indonesia, Jawa, Bali dan Inggris. Tapi yang paling penting ke depan ya bahasa Inggris itu,” guyonnya disambut tawa peserta. Sebab, lanjutnya, di luar negeri saja untuk masuk di bidang hukum butuh nilai TOEFL lebih dari 600. "Memang standartnya tinggi, karena untuk bisa terjun di bidang hukum harus mengerti arti kata, titik koma, dan lainnya. Sehingga, harus benar-benar paham bahasa Inggris," tegas Tantra.

Lalu, Sutantra juga mengungkapkan jika diranking dalam perkembangan kemajuan berbahasa, posisi Indonesia saat ini kalah jauh dengan negara-negara lain, termasuk dengan Vietnam dan Thailand. "Padahal dulu mereka jauh di bawah kita, tapi kenapa
sekarang malah sebaliknya?” tanyanya. Untuk itu, pesan dosen ITS ini, sebagai orang Indonesia jangan mau dikalahkan. “Kita sekarang sudah kalah, jangan terus kalah. Makanya harus berani bilang spirit change of Indonesia. Kita jangan malu mengatakan ini,” tandasnya.

Sementara itu dalam workshop ini, peserta tidak hanya dibekali dengan wawasan mengenai pentingnya bahasa asing namun juga disertakan simulasi tes. Tes itu tak lain adalah Test Of English for International Communication (TOEIC). Tes jenis ini lebih dipercaya karena menggunakan standart international. Selama 20 menit, peserta yang kebanyakan mahasiswa ITS diberi kesempatan menjajal TOEIC.(th@/asa)

Berita Terkait