ITS News

Minggu, 29 September 2024
03 April 2006, 16:04

Tidak Semua Anggota DPR Koruptor

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Departemen Sosial Politik (Sospol) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS mengadakan Pelatihan Opini Massa, Sabtu-Minggu (1-2/4). Kegiatan yang dihadiri lebih dari 35 peserta ini bertempat di ruang sidang Teknik Lingkungan. Dua pembicara yang dihadirkan, diantaranya Suko Widodo dari Publik Outreach & Communication ESP- USAID, dan Yanuar, asisten anggota DPR RI.

Menurut Suko Widodo, seorang Soekarno menjadi terkenal karena paham tentang ilmu sosial yang menjadi dasar perkembangan opini. ”Pak Karno jadi hebat karena mau belajar tentang sosial,” paparnya. Selain ilmu sosial, lanjut dosen Ilmu Komunikasi Fisip Unair ini, pembentukan konstruksi berfikir harus diubah. ”Berfikir itu ada latihannya. Padahal seringkali kita dicekcoki, sehingga terasa ada kebelengguan pola pikir,” komentarnya.

Pria kelahiran Madiun, 4 Februari 1964 ini pun mengatakan, terkait beberapa unsur pembentuk opini. Unsur tersebut diantaranya kepercayaan, cara pandang seseorang, dan hal-hal yang dirasakan terhadap sesuatu. ”Cara pandang ini berhubungan erat dengan wawasan kita terhadap tema yang akan diangkat,” ulasnya.

Selebihnya, pria yang bermukim di Surabaya ini pun menegaskan bahwa opini juga terkait dengan pencitraan. ”Misalnya, citra anggota DPR koruptor, padahal tidak semuanya,” ujar Suko memberikan contoh. Selain itu, opini publik tergantung pula dengan persepsi. ”Persepsi tentang orang akan lahir karena faktor personal dan situasional. Orang menilai dari kesan atau petunjuk yang kita berikan, tingkah laku dan tindak tanduk yang kita perbuat,” papar Suko.

Untuk itu, diperlukan adanya strategi pencitraan diri. Mulai dari penampilan, peningkatan potensi dan komunikasi efektif. Beberapa ciri yang menunjukkan seseorang mampu berkomunikasi efektif. ”Jika memunculkan opini munculkan pengertian, lalu timbulkan kesenangan. Selain itu, opini juga harus mampu mempengaruhi sikap dan menjaga hubungan sosial yang baik, ” pungkasnya.

Sementara itu, Yanuar, mantan aktivis BEM UI memberikan kiat-kiat untuk membangun isu yang baik kepada mahasiswa. Diantaranya, isu yang ingin ditimbulkan harus memiliki sebuah kesepahaman antar aktivis gerakan mahasiswa. Selain itu, juga harus punya legitimasi intelektual atau akademik. “Artinya ada riset, hitung-hintungan, ahli dan tinjauan akademik serta ada legitimasi masyarakat sehingga nantinya bisa menganggap isu ini penting,” komentarnya.(th@/rin)

Berita Terkait