ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
20 Oktober 2019, 02:10

BIMITS Bekali Mahasiswa Wawasan Dunia Pasca Kampus

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Rofi Arga Hardiansyah ST, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kabinet Wahana Juang 2017, saat memaparkan materi.

Kampus ITS, ITS News – Dunia pasca kampus seringkali menjadi hal yang menakutkan bagi para lulusan dari perguruan tinggi. Ujian dan kondisi nyata kehidupan yang sebenar-benarnya baru akan dihadapi disana. Dalam rangka membekali mahasiswa terkait dunia pasca kampus, Bidik Misi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (BIMITS) menghelat Dialog Pasca Kampus (DPK) dengan menggandeng dua alumni sukses, Sabtu (12/10) lalu.

Bertempat di Teater A ITS, Rofi Arga Hardiansyah ST didapuk menjadi salah satu pembicara untuk memotivasi mahasiswa ITS agar lebih siap menghadapi dunia pasca kampus. Dengan segudang pengalaman yang dimiliki, Arga, sapaan akrabnya, membagikan asam garam kehidupan pasca kampusnya.

Menurutnya, kehidupan dalam kampus masih sebagai miniatur kecil dunia. Jika dibandingkan dengan realita pasca kampus, miniatur itu belum ada apa-apanya. “Kehidupan pasca kampus di luar sana itu keras dan sulit untuk bertahan kalau tidak bisa beradaptasi dengan keadaan,” ungkapnya.

Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEKK) 2015 ini juga mengungkapkan realita di balik kehidupan pasca kampus. Sepengetahunnya, ada banyak lulusan perguruan tinggi yang masih menganggur karena kurangnya kompetensi lulusan yang tidak memenuhi kriteria perusahan. “Namun, sebenarnya ada beberapa opsi pekerjaan yang dapat dipertimbangkan setelah masa perkuliahan berakhir, yaitu sektor privat, sektor publik, dan Non-Government Organization (NGO),” ujarnya.

Sektor privat lebih bergerak ke arah mandiri dan berorientasi mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Sementara sektor publik lebih berkaitan dengan birokrasi dan kebijakan serta tidak berorientasi pada keuntungan. Dan yang terakhir adalah Non-Government Organization (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan. “Tinggal dipilih mau fokus ke arah yang mana,” timpalnya.

Dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pasca kampus, sambungnya, perlu ada soft skill yang harus diasah. Kemampuan itu dapat diperoleh dan dikembangkan melalui organisasi atau wadah pengembangan lainnya. “Dari pengalaman berorganisasi akan muncul kemampuan memecahkan masalah yang kompleks, pemikiran kritis, manajemen sumber daya manusia, kreativitas, dan kemampuan berkoordinasi,” jelas alumnus ITS tersebut.

Acara DPK kondusif terselenggara, dihadiri mahasiswa dari berbagai angkatan dan jurusan di ITS Surabaya.

Dengan kuatnya soft skill yang dimiliki maka akan lebih mudah dalam menghadapi berbagai masalah dalam dunia pasca kampus. Ia juga menambahkan untuk bisa mengasah kemampuan berkompromi dengan realita yang ada dan bertahan pada idealisme semasa kuliah. “Ini dikarenakan  akan sangat mudah terbawa arus di luar sana. Jika tidak memiliki keteguhan hati dan kematangan pola pikir, akan mudah terbawa arus yang lain,” katanya.

Disamping itu, mantan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS periode 2016-2017 ini juga membagikan tips untuk menghadapi dunia pasca kampus. Menurutnya, sedari masih mahasiswa perlu sekali untuk menyusun rencana kehidupan yang realistis. Pasalnya, dengan adanya rencana kehidupan yang jelas akan dapat menciptakan keefektifan dalam mencapai keinginan dan harapan tersebut. “Dan rencana kehidupan yang kita susun itu akan memudahkan kita dalam mengeksplor diri dan memaksimalkan potensi,” jelasnya.  (ion12/bel)

Djamiatur Riskiyah (kanan), ketua pelaksana DPK, menyerahkan kenang-kenangan kepada Rofi Arga Hardiansyah (kiri), usai mengisi acara.

Berita Terkait