ITS News

Minggu, 29 September 2024
20 April 2006, 13:04

FTK Terlibat, Pansus DPR RI Kunjungi ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Waktu itu, Indonesia melalui Pertamina memutuskan untuk memiliki kapal tanker. Setelah diproses, akhirnya memutuskan akan membangun dua buah kapal tanker VLCC (Very Large Crude Carrier), atau bisa disebut pembawa minyak mentah yang sangat besar. Setelah kapal mulai dibangun, harga pasaran kapal naik. Dan akhirnya, entah kenapa kapal yang belum jadi itu dijual. Nilai kontrak belinya US$ 60 Juta dan berhasil dijual seharga sekitar US$ 92 Juta.

Untung, tapi yang jadi masalah adalah harga pasaran pada 2004 itu telah mencapai US$ 110 Juta. Hal ini sempat menimbulkan kotroversi. DPR RI sendiri merasa harga jualnya terlalu murah dan kemudian membentuk Pansus (panitia khusus) dari komisi VII dan XI untuk menyelidiki akan adanya tipikor.

Pansus itu telah melakukan penyelidikan, dan mengetahui bahwa ITS sempat terlibat dalam pembangunan tanker itu. Akhirnya, kemarin Rabu (19/4), pansus penjualan tanker Pertamina pengunjungi ITS, terkait penyelidikan dan meminta saran.

Dua puluh dua anggota rombongan pansus DPR RI disambut langsung Rektor ITS Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA dan Dekan FTK Ir Asjhar Imron, M.Sc, MSE, PED di gedung rektorat. Rombongan anggota pansus yang diketuai Simon Patusima (fraksi Golkar), diantaranya Sutan Bhatoegana (Partai Demokrat), Muhammad Najib (PAN), Dra Amirwati SH, Ir Bambang Budianto (PDIP), Ir Hendarso, Zainal Arifin, Dra H B I Akhda, Sulaiman Fadli (PPP), Ir Sultani Hasan, Ali Mubarak (PKB), Hasubui Simanora, dan Ir Herman Widyananda. Yang tersebut terakhir merupakan alumni ITS.

Diskusi terbuka digelar di ruang sidang Rektorat lantai 2. Dari pihak ITS, selain rektor dan dekan FTK, hadir juga Pembantu Rektor III, Dr Ir Achmad Jazidie MEng, Kajur Teknik Perkapalan, Ir Triwilaswandio WP MSc, Kajur Teknik Kelautan, Ir Imam Rochani MSc, mantan Rektor ITS, Prof Dr Ir Soegiono, dan beberapa dosen di FTK yang termasuk tim yang sempat me-review kapal VLCC itu. Beberapa mahasiswa FTK dan wartawan dari berbagai media massa yang sengaja diundang terlihat disana.

Diskusi itu intinya meminta informasi dan saran dari ITS tentang keterlibatannya, karena selain pernah terlibat langsung, juga dipandang sebagai perguruan tinggi terkumuka di Indonesia dalam bidang perkapalan. Bertindak sebagai moderator, wakil ketua pansus, Muhammad Najib membuka sesi diskusi. “Sejauh mana ITS terlibat dalam pembangunan kapal itu,“ tanya Ali Mubarak mengawali. Lebih dari lima orang mengajukan pertanyaan ke ITS seputar kapal dan teknologinya. Terakhir Dra Amirwati SH menanyakan tentang cara pembelian dan penjualan kapal. “Intinya kami minta saran dari pakar-pakar perkapalan di ITS ini,“ Najib menambahkan.

Secara bergantian, Asjhar, Triwilas, Soegiono, dan yang lain memberikan jawaban informasi. “Kami hanya terlibat dalam proses review design,“ terang Triwilas mengawali. Setelah itu diskusi berlangsung seru, karena memang sejak pertama anggota pansus membumbui sedikit dengan guyonan-guyonan ringan.

Mengenai awal perancangan, memang Pertamina tidak minta pendapat ke ITS. “Karena tidak terlibat sejak proses preliminary design, jadi kami tidak tahu spek kapal itu,” jawab Asjhar ketika ditanya spek kapal dan kisaran harganya. Diskusi ini sendiri berlangsung sekitar dua jam. Dan dari informasi yang diberikan, tim Pansus menilai ada sedikit kepastian akan adanya tipikor dalam penjualan tanker itu.

Setelah dirasa cukup moderator menutup forum. Dan kemudian rombongan pansus itu langsung kembali ke Jakarta. Namun, Herman yang pernah mengenyam S1 di ITS, memisahkan diri dari rombongan dan menyempatkan ke Koperasi Mahasiswa untuk sekadar membeli sticker kampusnya dulu ini. (ech/rif)

Berita Terkait