ITS News

Minggu, 29 September 2024
22 Oktober 2019, 00:10

Mahasiswa ITS Juarai LKTIN Waste Treatment Week 2.0

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

3 Mahasiswa Teknik Infrastruktur Sipil berfoto bersama usai meraih juara 2 dalam LKTIN Waste Treatment Week 2.0

Kampus ITS, ITS News – Tiga mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melebarkan sayapnya di kancah nasional. Melalui penelitian tentang Beton Ramah Lingkungannya, mereka berhasil meraih juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Waste Treatment Week 2.0 gelaran Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Minggu (20/10).

Adalah Muchammad Bilal Giri Nabhan, Helmy Ramadhani Chrisatama Sakti, dan Beta Rahayuning Pratiwi yang menggagas inovasi Beton Ramah Lingkungan dengan Limbah Fly Ash sebagai Pengganti Semen dengan Limbah Cangkang Kerang sebagai Agregat Kasar untuk Bangunan Struktural.

Helmy, salah satu anggota, mengatakan bahwa ide tersebut muncul karena ia dan tim ingin memanfaatkan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Fly Ash agar tidak mencemari lingkungan dan banyaknya limbah cangkang kerang tidak terpakai yang ada di pesisir Pantai Kenjeran Surabaya.

Pemilihan bahan baku limbah Fly Ash dan cangkang kerang ini dilakukan karena biaya produksinya menjadi lebih murah. Bahkan untuk cangkang kerang ini dapat  kami peroleh secara gratis di pesisir pantai kenjeran. Secara penggunaan, dengan menghindari penggunaan semen, gas CO2 dapat direduksi sehingga lebih ramah lingkungan. Sedangkan hasil kuat tekannya juga masih memenuhi standar SNI, yaitu di atas 20 mpa untuk bangunan struktural.

Dalam proses pengolahannya, bahan baku Fly Ash harus dicampur dengan NaOH dan silika dengan komposisi tertentu agar bisa digunakan sebagai bahan pengikat pengganti semen. Sedangkan cangkang kerang harus dibersihkan terlebih dahulu agar kandungan garam dan kotoran-kotoran yang menempel dapat menghilang.

Banyak tahapan yang harus dilalui tim ini. Mulai dari pendaftaran abstrak, lalu dilanjutkan dengan penyisihan full paper, dan yang menjadi tahap penentuan adalah presentasi ide yang sudah mereka tulis di paper di hadapan dewan juri. Tahapan-tahapan itu tidak mudah dilalui oleh tim ini. Terlebih mereka bertiga bukan berasal dari departemen yang secara spesifik mempelajari tentang pengolahan limbah.

“Kami dari Departemen Sipil, sedangkan lomba yang kami ikuti ini adalah lomba yang diadakan oleh jurusan Teknik Pengolahan Limbah. Akibatnya, kami menjadi banyak belajar bagaimana pengolahan zat-zat limbah agar dapat kami gunakan sebagai beton secara maksimal,” ungkap Helmy

Perjalanan tim ini bukannya tanpa masalah. Dimulai dari proses pembuatan prototipe, tim ini sudah mendapatkan kesulitan. Bahan Fly Ash yang dibutuhkan ternyata harus didatangkan dari luar Kota Surabaya. Tim ini membelinya dari Kota Malang, dan spek yang digunakan pun ternyata tidak sesuai dengan harapan.

Namun berkat dukungan dari dosen pembimbing dan himpunan mahasiswa diploma sipil, Bilal dkk, dapat melalui semua kesulitan itu dan meraih juara 2 dalam perlombaan ini sekaligus mengharumkan nama ITS sebagai Institut Teknologi di tingkat nasional.

Tim ini berharap, ke depannya ada pihak terkait dari departemen yang mau membantu mereka dalam melaksanakan penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya dalam hal mendapatkan bahan baku penelitian.

“Kami sangat senang karena banyak hal yang kami dapatkan, misalnya pelajaran tentang zat limbah yang tidak kami dapatkan di kelas. Kami berharap, penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan melibatkan banyak pihak lain karena kami sadar bahwa masih banyak hal yang harus diperbaiki,” pungkasnya. (Ion28/id)

Berita Terkait