ITS News

Minggu, 29 September 2024
10 Mei 2006, 16:05

Sugeng Winardi, Guru Besar Yang Sederhana

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sugeng Winardi dikenal sebagai sosok yang tekun dalam mendalami ilmu fenomena perpindahan yang merupakan cabang penting dalam ilmu kimia. Tidak dapat dipungkiri, buah ketekunannya dalam mengembangkan ilmu fenomena perpindahan baik di jurnal-jurnal ilmiah nasional dan internasional mampu menghantarkannya untuk mendapatkan gelar guru besar di bidang ilmu bidang Transport Phenomena.

Pada pengukuhannya ini Sugeng membawakan makalah berjudul "Transport Phenomena: Hubungan Dan Perannya Dalam Teknik Kimia". Dalam makalah panjang ini Sugeng menjelaskan proses terjadinya fenomena perpindahan hingga temuan-temuannya, yang diharap menjadikan ilmu fenomena perpindahan menjadi dasar rekayasa yang lebih universal. “Fenomena perpindahan merupakan ilmu yang dapat diaplikasikan secara lintas disiplin keilmuan, sehingga ini merupakan ilmu yang universal,” terang pria kelahiran Nganjuk, 16 September 1952 ini.

Bagi Sugeng, ilmu fenomena perpindahan ini merupakan peristiwa universal yang terjadi di semua system dan tata kehidupan di dunia. “Bahkan dalam keseharian aktivitas manusia tidak lepas dari proses penting ini,” jelas Sugeng pada awal pembacaan pidato pengukuhannya.

Pengukuhan Sugeng yang dijadwalkan dimulai pukul 10.00 pagi ini harus diundur selama 15 menit untuk menunggu tamu yang jumlahnya diluar dugaan. Acara pelantikan bagi dosen Teknik Kimia ini ini direncanakan hanya dihadiri oleh sekitar 600 tamu. Tetapi ternyata tamu yang hadir lebih dari 700, sehingga kursi yang disediakan panitia terpakai semua. “Biasanya di acara pengukuhan guru besar bangku paling belakang pasti kosong, tapi pelantikannya pak Sugeng malah penuh sekali,” ujar Radian, salah satu anggota Menwa yang bertugas mengamankan acara ini.

Profil Sugeng Winardi sebagai seorang akademisi tidak bisa dibilang biasa. Dosen juruisan Teknik Kimia yang menyeselaikan program doktoralnya di Hiroshima University pada tahun 1991 ini tercatat 18 kali mengirimkan karyanya untuk dipublikasikan di jurnal-jurnal ilmiah baik yang berskala nasional maupun internasional.

Selain itu prestasi yang pernah ditorehkannya adalah pengalamannya mengisi berbagai seminar internasional, salah satunya adalah keikutsertaannya pada International Conference on Chemistry and Bioprocess Engineering di Malaysia pada tahun 2003. Seminar nasional yang terakhir kali diikuti oleh sugeng adalah Seminar Rekayasa Kimia dan Proses yang diadakan di Semarang di tahun 2005.

Meski memiliki segudang prestasi dan diakui secara internasional namun hal itu tidak membuat Sugeng jauh dari mahasiswanya. Zaky, salah satu binaannya di Laboratorium Fluida mengatakan bahwa sosok Sugeng yang dia kenal adalah sosok yang sederhana. Wujud dari kesederhanaan yang melekat dalam diri Sugeng adalah kebiasaannya menggunakan sepeda pancal untuk berangkat mengajar di kampus. “Beliau malah memarkirnya di plasa yang mencolok, beliau tidak malu bersepeda pancal,” ujar Zaky.

Di sisi lain, Zaky mengakui bahwa Sugeng adalah orang yang memiliki jiwa sosialisasi yang kuat. Menurut pengalamannya, Sugeng merupakan dosen yang ramah kepada mahasiswanya. “Beliau bukan orang yang tertutup, beliau sangat dekat dengan mahasiswanya,” lanjut Zaky menambahkan daftar kekaguman pada dosen pembimbingnya. (ap/rif)

Berita Terkait