ITS News

Minggu, 29 September 2024
19 Mei 2006, 04:05

Profesor Malaysia Semangati Dosen ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dihadapan para dosen ITS, Zaini yang disuguhkan tema ”Mengembangkan Karir dan Jaringan Riset Internasional”, menjelaskan, tidak ada alasan seorang dosen tidak melakukan penelitian atau riset hanya karena tidak ada uang, tidak memiliki laboratorium yang memadai dan lainnya. ”Itu semua hanyalah alasan-alasan sebagai penghambat yang ada dalam diri dosen. Karena seharusnya para dosen itu berpikir, mereka masih mempunyai dosen, kolega dosen di tempat atau perguruan tinggi lain, itulah seharusnya yang memotivasi dosen untuk tetap meneliti,” kata Zaini, yang dikukuhkan menjadi profesor atau guru besar diusia 37 tahun dan merupakan satu dari lima profesor termuda yang dimiliki Malaysia saat ini.

Dikatakannya, berbagai macam alasan untuk tidak melakukan riset atau penelitian biasanya hanya sebagai sebuah alasan atas ketidakmampuan atau keengganan dosen didalam melakukan terobosan-terobosan dalam melakukan riset. “Saya lebih yakin keenganan para dosen untuk melakukan riset lebih pada hambatan yang muncul dalam diri mereka masing-masing bukan karena keterbatasan dana dan minimnya laboratorium. Karena ketiadaan dana dan minimnya fasilitas laboratorium itu bisa diatasi dengan cara menggandeng riset-riset bersama dan terpadu dengan perguruan tinggi lain terutama dari luar negeri, dan ini harus dilakukan networking,” katanya.

Zaini yang kini dipercaya untuk menjadi editor pada lima jurnal internasional mengatakan, peluang untuk melakukan riset dengan para pakar dan ahli dari luar negeri itu cukup besar. Sayangnya, tidak banyak dosen yang melakukan itu untuk kepentingan pengakuan internasional (internationally recognized). “Secara jujur saya katakan, kalau saya sebagai seorang guru besar atau profesor di bidang ilmu tertentu, kemudian tidak dikenal di lingkungan bidang ilmu itu, maka saya merasa malu dan terasing. Karena itu saya perlu membangun networking agar memperoleh pengakuan,” katanya.

Dikatakannya, bagi seorang dosen, untuk meraih reputasi akademik dan diakui keberadaannya bukanlah sebuah jabatan sebagai dekan atau pembantu dekan, ketua atau sekretaris jurusan, bukan pula rektor atau pembantu rektor, tapi lebih pada sebuah kegiatan riset atau penelitian yang dilakukan oleh seseorang dan mendapat pengakuan di bidang ilmu yang dikuasai. ”Saya mengatakan ini bukan berarti di perguruan tinggi saya, UTM, semuanya sudah berjalan baik. Karena dari 150 profesor atau guru besar yang ada di sana, hanya 5 sampai 10 persen saja yang memiliki pengakuan internasional,” katanya.

Zaini juga mengemukakan bahwa core business yang ideal di bidang akademik meliputi empat hal, pertama studi, berkait dengan kegiatan seseorang membaca, melakukan penelitian dan mendikusikannya.

”Kedua berkait dengan kegiatan melaporkan (report), termasuk didalam report ini adalah menulis, seminar dan mengajar, Ketiga, promote, meliputi kegiatan organisasi profesi, menulis di jurnal dan membangun networking. Keempat, teaching, dimana didalamnya berkait dengan kegiatan mengajar, tutorial dan apprentice,” jelas Zaini. (humas/asa)

Berita Terkait