Kampus ITS, ITS News – Seiring dengan berkembangnya era digital, saat ini segala aspek kehidupan tentunya tak luput bersentuhan dengan teknologi. Melihat fenomena tersebut, dua mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan sebuah aplikasi pengatur waktu akses aplikasi berbasis kuis yang bernama Foculance.
Yusuf Umar Hanafi dan Aufa Nabil Amiri, mahasiswa Departemen Teknik Komputer ITS yang tergabung dalam tim The Hash Slinging Slacer tersebut berharap dapat memberikan manfaat lebih melalui Foculance di antara berbagai aplikasi penunjang kegiatan sehari-hari yang tengah menjamur saat ini. Melalui inovasinya tersebut, tim ini pun berhasil mendapatkan medali perunggu kategori Pengembangan Perangkat Lunak pada Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (GemasTIK) ke-12 tahun 2019, belum lama ini.
Yusuf Umar Hanafi menjelaskan bahwa ide pembuatan Foculance berawal dari seringnya ia menemui anak-anak usia sekolah yang kecanduan bermain ponsel. Ia menilai, mayoritas dari mereka memakai ponsel untuk bermain gim online dan menonton video. “Saat itu saya mengerjakan tugas di warkop, anak-anak asik memakai wi-fi untuk main gim,” ungkap Yusuf.
Mencoba menelusuri, mahasiswa yang menggemari bidang mobile development tersebut menemukan data yang cukup mencengangkan. Bahwa 83 persen anak di Indonesia sudah memiliki dan mahir mengoperasikan ponsel. Namun ketika ditelisik lebih dalam, tujuan orang tua memfasilitasi anak dengan ponsel adalah untuk fungsi komunikasi, terlebih lagi dengan harapan untuk dapat mengakses aplikasi pendidikan.
Tergerak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, kedua mahasiswa ini kemudian berinisiatif membuat sebuah aplikasi di mana anak dapat tetap memainkan ponsel tetapi juga diimbangi dengan kegiatan belajar. Sehingga tak hanya membatasi penggunaan ponsel pada anak seperti aplikasi yang sudah ada, tetapi juga dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Dari situlah, Foculance kemudian muncul dan dikembangkan.
Memiliki fungsi sebagai pengontrol waktu bermain anak, terdapat dua jenis aplikasi Foculance yang kini sedang dikembangkan, yakni Foculance for Children dan Foculance for Parents. Untuk pendaftaran dilakukan dengan membuat akun orang tua pada aplikasi Foculance for Parents. Setelah memiliki akun, orang tua kemudian dapat mendaftarkan perangkat anak-anaknya. “Jadi setiap orang tua bisa mendaftarkan lebih dari satu device anaknya,” terang Yusuf.
Selanjutnya, imbuh Yusuf, akan muncul kode berupa angka sebanyak lima digit yang berfungsi sebagai kode konfirmasi pada aplikasi Foculance for Children di perangkat sang anak. “Anak tidak perlu membuat akun, cukup ketik kode yang keluar di aplikasi Parents (Foculance for Parents, red),” jelas mahasiswa angkatan 2016 tersebut.
Cara kerja Foculance cukup mudah, yakni membatasi waktu akses sebuah aplikasi dengan menggunakan pewaktu (timer). Adapun aplikasi yang diberi batasan waktu sudah ditentukan oleh orang tua terlebih dahulu melalui Foculance for Parents. Sehingga secara otomatis, ketika waktu akses sudah habis, maka aplikasi yang sedang dijalankan akan berhenti. “Akan muncul pilihan untuk berhenti yang itu berarti keluar dari aplikasi dan tidak memainkan ponsel, atau menjawab kuis,” tutur Yusuf menambahkan.
Kuis yang muncul saat aplikasi terhenti berupa pertanyaan seputar pelajaran sekolah yang sudah disesuaikan dengan kurikulum terbaru. Kuis tersebut juga disesuaikan dengan jenjang pendidikan anak. Ketika kuis berhasil dijawab dengan benar, maka anak akan mendapat waktu tambahan untuk mengakses aplikasi yang sempat berhenti.
Kuis yang tersedia dirancang dalam tiga kategori, mulai dari easy, medium, dan hard sesuai dengan tingkat kesulitan soal. Begitu pun tambahan waktu akses yang diberikan berbeda, masing-masing 30 detik, satu menit, dan dua menit.
Untuk dapat menjawab kuis tersebut, Yusuf menyatakan bahwa tidak ada batasan waktu untuk dapat menjawab kuis tersebut. Ia berharap anak-anak dapat mengeksplor jawaban soal tersebut melalui berbagai cara, mulai dari membaca buku, atau bahkan bertanya dan berinteraksi dengan orang di sekitar.
Saat ini, fitur pengatur waktu akses aplikasi dan kuis sudah tersedia. Ke depannya, kedua mahasiswa yang aktif berkegiatan di Laboratorium Telematika Departemen Teknik Komputer ini ingin mengembangkan fitur-fitur dasar dari Foculance. “Saat ini, kami berfokus pada pengembangan Foculance, tiap perkembangannya akan terus diikutkan di kompetisi selanjutnya,” jelas Yusuf.
Menanggapi berbagai aplikasi yang tengah marak dikembangkan, Yusuf mengaku bahwa masih banyak masalah yang belum terselesaikan. Dari situ, ia berharap mahasiswa ITS lainnya juga dapat mengambil peluang untuk berkontribusi melalui teknologi. “Indonesia sedang membutuhkan kontributor, bukan komentator. Semoga teman-teman bisa terus berkarya dan berinovasi untuk memecahkan permasalahan yang ada,” pungkasnya. (yus/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Rangkaian penutupan kegiatan Manajemen Bisnis Festival (MANIFEST) disuguhkan dengan penuh makna. Melalui talkshow, acara
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan