Lokasi belakang gedung Perpustakaan Pusat ITS dan sekitarnya beberapa hari ini tampak berbeda. Maklum saja, tempat ini sedang menjadi lokasi suting sinetron yang berjudul Jula-Juli. Salah satunya, tampak dua warung kecil yang menjadi latar cerita . Setting ini juga dilengkapi belum pernak-pernik yang berupa jajanan pasar dan buah-buahan. Di sisi lain terlihat para pemain sibuk menghafalkan naskah cerita.
Tedjo Laksana selaku ketua unit produksi kali ini mengatakan bahwa syuting ini diadakan untuk pengambilan beberapa scene dalam sinetron Jula-Juli. Sinetron Jula-Juli sendiri merupakan sinetron yang bergenre komedi situasi layaknya acara Din Brodin di JTV. “Tapi Jula-Juli berbeda, sinetron ini lebih kental nuansa daerahnya dan lebih jujur,” ujar Tedjo.
Selama ini, Tedjo merasa bahwa televisi lokal masih belum mampu menampilkan seratus persen karya asli daerah. “Jika ada, itu pun dengan banyak reduksi dan penyesuaian di sana-sini,” ungkap Tedjo. Padahal menurut Tedjo karya asli daerah merupakan kelebihan yang dapat membedakan televisi lokal dengan televisi nasional. Untuk itu Jula-Juli hadir dengan membawa misi kedaerahan ini. “Nantinya target penonton Jula-Juli lebih kepada masyarakat kalangan menengah kebawah,” jelas Tedjo.
Tedjo menjelaskan bahwa persiapan yang dilakukan untuk produksi Jula-Juli ini dimulai dari bulan April. Proses ini diimulai dari seleksi pemain, workshop, hingga menentukan peran. “Yang tersulit adalah menentukan peran yang pas untuk pemain,” ujar Tedjo.
Ternyata produksi yang dilakukan di ITS bukan kebetulan, ternyata PARSI dalam produksi Jula-Juli ini bekerjasama dengan bagian Multimedia dan Broadcasting ITS. Kerjasama ini merupakan bagian dari pelatihan langsung yang diadakan PARSI untuk siswa Multimedia dan Broadcasting ITS. Tedjo mengatakan bahwa produksi yang diadakan di lingkungan ITS ini juga merupakan sarana promosi bagi ITS.
Pemandangan yang cukup unik seperti ini langsung menarik perhatian warga ITS yang melintas, bahkan mereka berhenti sejenak untuk menuntaskan rasa keingintahuan mereka. Pak Kasturbi, penjaga parker belakang gedung perpustakaan, mengatakan bahwa para kru dari PARSI telah bersiap sejak jam 12 siang. Sepengetahuan pak Kasturbi para kru dari PARSI ini bekerja untuk produksi sebuah sinetron untuk JTV. “Saya ndak tahu apa judulnya, tapi sinetron ini untuk JTV,” ujar pak Kasturbi.
Produksi sinetron yang didanai swasta untuk menyambut hari jadi kota Surabaya ini merupakan produksi yang kedelapan bagi PARSI Surabaya. Tedjo menjelaskan bahwa tujuan dari pembuatan acara ini tidak berorientasi pada keuntungan, tetapi lebih pada penyampaian misi budaya daerah. “Semoga setelah ini makin bermunculan film-film yang memuat seratus persen unsur lokal,” harap Tedjo. (ap/rif)
Kampus ITS, ITS News – Dalam menarik para pengunjung, tidak lepas dengan faktor indahnya visual bangunan sendiri. Guna meningkatkan
Kampus ITS, ITS News — Capaian membanggakan kembali ditorehkan oleh wisudawan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Ia adalah Hendy Gilang
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,