ITS News

Sabtu, 28 September 2024
30 Mei 2006, 13:05

Gempa Yogyakarta, ITS Bebaskan SPP

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Rektor ITS, Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, Senin (29/5) siang, menyampaikan hal tersebut terkait dengan partisipasi perguruan tingginya untuk meringankan beban penduduk Yogyakarta dan sekitarnya akibat gempa bumi tektonik pada Sabtu (27/5) pagi.

“ITS sudah memutuskan untuk membebaskan SPP para mahasiswa asal Yogyakarta dan sekitarnya yang daerahnya terkena gempa bumi dan mengalami kerusakan akibat gempa tersebut. Tentu saja mereka yang memang benar-benar terkena musibah itu yang nantinya akan dibebaskan SPP-nya pada Juli mendatang,” katanya.

Dikatakan Nuh, selain membebaskan SPP kepada para mahasiswa yang keluarganya terkena musibah gempa bumi itu, ITS juga akan memberikan bantuan dalam bentuk penyediaan air bersih yang memang kini sangat dibutuhkan. ”Kami telah mengirim tim teknis untuk mencari daerah-daerah mana yang segera harus dibantu. Selasa besok atau Rabu lusa, tim dengan kekuatan 15 orang lebih akan menuju lokasi pembangunan air bersih. Kini tim yang akan diterjunkan sedang mempersiapkan segala kebutuhan untuk persiapan pembangunan air bersih itu,” katanya.

Selain bantuan air bersih, katanya menambahkan, ITS bersama Yayasan Dana Sosial Al Falah dan Semen Gresik, akan melakukan rehabilitasi sekolah-sekolah yang rusak di daerah gempa. ”Tentu apa yang diberikan ITS ini masih sangat kecil dibanding dengan kebutuhan yang diperlukan. Tapi ITS ingin fokus untuk memberikan dan mempersiapkan fasilitas air bersih dan rehabilitasi sekolah agar bisa dimanfaatkan maksimal,” katanya.

Ditanya tentang kemungkinan merehabilitasi rumah penduduk, Nuh menjelaskan bahwa ia belum terpikir untuk ke arah sana. Karena yang menjadi fokus perhatian mendesak saat ini adalah infrastruktur sosial, seperti fasilitas air bersih dan rehabilitasi sekolah. ”Lebih dari itu untuk merehabilitasi rumah penduduk dibutuhkan cukup banyak biaya. Untuk sekolah saja, setelah dilakukan hitung-hitungan sederhana dibutuhkan sekitar Rp 400 sampai Rp 500 juta untuk modul satu sekolah dengan enam ruang kelas berukuran 8 x 9 meter,” katanya.

Jika memang ke depannya ada lembaga donor yang membantu untuk merehabilitasi rumah penduduk, kata Nuh menambahkan, ITS siap membantu dalam mendesain dan menata lingkungan yang kini telah porak-poranda terkena gempa. ”Pengalaman ITS di Aceh pada peristiwa tsunami tahun 2004 lalu yang telah dipercaya pemerintah untuk membangun building code di daerah Aceh Darussalam, rasanya juga bisa dilakukan untuk gempa Yogyakarta dan sekitarnya,” katanya.

Menyinggung tentang kesiagaan ITS ke depan dalam memberikan bantuan terhadap kemungkinan terjadinya bencana, Mohammad Nuh mengungkapkan bahwa ia akan segera mengawali dengan menyiapkan modul-modul untuk menanggulangi berbagai macam bencana. ”Saya pikir apa yang pernah dialami oleh bangsa ini terhadap beberapa bencana, mulai dari Aceh, Jember, Trenggalek, dan kini Yogyakarta, rasanya sudah cukup bagi ITS untuk belajar dan menyiapkan modul-modul dasar keperluan mendesak yang memang harus segera terpenuhi manakala terjadi bencana,” katanya.

Peristiwa-peristiwa itu, bagi Nuh, telah memberikan pelajaran berharga mengenai hal-hal apa yang segera harus dipenuhi, misalnya modul air bersih, modul pembangkit listrik dan lainnya. ”Ini menjadi konsen ITS ke depan didalam rangka membangkitkan sensitifitas sosial atau social responsibility,” katanya. (Humas/ftr)

Berita Terkait