ITS News

Minggu, 29 September 2024
14 Juni 2006, 10:06

Terima 30 Santri Jadi Mahasiswa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Depag RI, H Amin Haedari MPd, Selasa (13/6) siang di Kampus ITS mengungkapkan bahwa ke-30 santri yang diterima menjadi mahasiswa ITS itu merupakan bagian dari 170 orang santri yang menerima beasiswa untuk menjadi mahasiswa di lima perguruan tinggi. Masing-masing adalah ITS, IPB, UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, UGM, dan IAIN Sunan Ampel. ”Kami telah melakukan seleksi untuk penerima beasiswa ini secara serentak pada April lalu. Dari 1.231 peserta yang mengikuti tes, dipilih 170 mahasiswa untuk ditempatkan di lima perguruan tinggi,” katanya.

Total dana yang dibutuhkan untuk penempatan di lima perguruan tinggi itu, ungkap Amin, senilai Rp 10 miliar. Selain uang SPP yang ditanggung, para santri juga akan menerima uang saku sebesar Rp 500 ribu tiap bulannya. ”Dana sebesar itu baru untuk kebutuhan di jenjang S1. Kami juga menyekolahkan para guru Tsanawiyah dan Aliyah ke jenjang S2 yang tahun ini berjumlah 675 guru, 60 di antaranya ditempatkan di ITS,” katanya.
 
Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Islam Depag, H Jahja Umar, menjelaskan bahwa program kerja sama dengan lima perguruan tinggi dari para santri pondok pesantren yang dibiayai Depag ini merupakan realisasi tahun pertama. ”Ke depannya jika memang terbuka kesempatan lebih besar lagi dari perguruan tinggi yang sudah menjalin kerja sama ini untuk menerima para santri, kami akan mengusahakannya lebih banyak lagi,” katanya.

Ditargetkan, kalau tahun ini total santri yang dikuliahkan sebanyak 170 orang maka tahun depan direncanakan bisa mencapai 500 orang, dimana di masing-masing perguruan tinggi menerima sedikitnya 100 santri. ”Demikian juga dengan para guru yang menempuh jenjang S2. Kalau tahun ini hanya 675 orang, tahun depan diproyeksikan akan ada 2.000 guru Tsanawiyah dan Aliyah yang akan dikuliahkan ke jenjang S2. Jadi yang kami kuliahkan tidak hanya para santrinya tapi juga guru-gurunya. Sehingga ke depannya, lulusan santri jika ingin masuk ke perguruan tinggi mampu bersaing dengan lulusan sekolah umum,” katanya.

Sementara itu, Rektor I ITS Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, mengatakan bahwa proses penerimaan 30 santri dari Depag untuk menjadi mahasiswa ITS ini memang dilakukan lebih awal. Tujuannya, sebelum mereka menerima perkuliahan bersama dengan mahasiswa ITS lainnya, akan dilakukan matrikulasi atau pembekalan terhadap beberapa mata kuliah dasar selama dua bulan. ”Hari ini kami ingin melihat kemampuan para santri setelah mereka dinyatakan lulus dan diterima di ITS, untuk kemudian menentukan materi martikulasi apa yang nantinya akan diberikan,” katanya.

Diungkapkan Nuh, model penerimaan mahasiswa ITS seperti program Depag ini juga dilakukan ITS terhadap para siswa sekolah menengah kejuaran (SMK) melalui kerja sama antara ITS dengan Direktorat Pendidikan Kejuruan Diknas. ”Proses dan tahapan-tahapannya juga sama seperti yang kini dilakukan oleh Depag, melalui tes dan kemudian program matrikulasi atau pembekalan,” katanya.

Dikatakannya, dari 30 santri tersebut, tiga orang masing-masing memilih Jurusan Teknik Mesin, Elektro, Informatika, Sistem Informasi, sedang dua orang masing-masing memilih Jurusan Teknik Industri, Teknik Lingkungan, Teknik Sipil, Fisika, Matematika, Biologi, Kimia, Teknik Perkapalan, dan Teknik Kelautan. (Humas/ftr)

Berita Terkait