ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
03 Desember 2019, 16:12

Kelola Limbah Air Berbahaya, Mahasiswa ITS Sabet Juara di USU

Oleh : itssin | | Source : ITS Online

Kampus ITS, ITS News – Tak henti-hentinya prestasi nasional diukir oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Kali ini Rizki Marcelino Sani, Aurelia Salsabila, M Nur Slamet dari Departemen Teknik Material yang mampu meraih penghargaan sebagai best presentation pada ajang Forestry Science 2019. Ajang tersebut berlangsung di Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara (USU), yang berakhir pada Selasa (12/11).

Forestry Science 2019 merupakan kompetisi dari serangkaian acara Dies Natalis USU ke-26. Kompetisi ini ditujukan untuk memfasilitasi para pemuda yang ingin berkompetisi dengan mengajukan sebuah ide penelitian untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDG`s).

M Nur Slamet, selaku ketua tim mengungkapkan tema dalam kompetisi ini yakni peran pemuda dalam pengelolaan lingkungan hidup untuk mencapai Sustainable Development Goals. Dari tema tersebut dibagi menjadi beberapa sub tema diantaranya kehutanan, pertanian, perikanan, biologi, lingkungan hidup, mitigasi bencana, teknologi ramah lingkungan, dan ekonomi. “Dari beberapa sub tema tersebut, tim kami memilih sub tema lingkungan hidup,” ujarnya.

Mahasiswa kelahiran Sulawesi ini juga menerangkan alasan timnya memilih sub tema tersebut karena kualitas lingkungan hidup adalah salah satu indikator untuk mencapai sustainable development goals. “Pencemaran air menjadi  masalah yang kronis dan masih minim solusi untuk menyelesaikannya,” ungkap pria yang akrab disapa Slamet. 

Slamet melanjutkan, banyaknya limbah yang mencemari air, menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Salah satu limbah tersebut adalah limbah warna.“Limbah warna menyebabkan ekosistem di bawah air terganggu karena masuknya cahaya matahari akan terhambat dan biota di dalam air tidak dapat melakukan fotosintesis” jelas nya.

Membahas mengenai konsep penelitian, Rizki Marcelino Sani menjelaskan, ia dan timnya menawarkan solusi terhadap pencemaran air tersebut dengan mendegradasi limbah warna menggunakan konsep fotokatalitik agar air menjadi jernih. “Dengan memanfaatkan Karbon Aktif-Rgo dari Limbah batang Tembakau Sebagai Material Adsorben Fotokatalitik untuk Pengolahan Limbah Tekstil,” ungkap Rizki.

Rizal menjelaskan, pemilihan limbah batang tembakau dalam penelitian ini dilatarbelakangi karena jumlah limbah batang tembakau yang banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal. “Selain itu, karbon aktif limbah batang tembakau dapat  mengikat kontaminan, logam berat, dan gas rumah kaca,” terangnya. 

Dalam sistem fotokatalitiknya, lanjut Rizal TiO2 dipilih sebagai semikonduktor karena merupakan jenis oksida logam dengan daya hantar yang baik yaitu lebih dari 3.O. “Dibandingkan Zn yang hanya 3.0 dan oksida logam lain yang dibawah 3.0,” ungkapnya. 

Dengan memanfaatkan material adsorben dan TiO2 sebagai semikonduktor, Rizal dan tim berhasil  memecah senyawa Rhodamin B yang banyak terdapat dalam limbah menjadi senyawa yang lebih sederhana dan larut dalam air.

Rizal dan tim berharap, penelitian nya tidak hanya sebatas menjadi juara dalam ajang tersebut, namun juga dapat diimplementasikan sebagai solusi inovatif untuk mengatasi limbah warna dalam perairan. “Dengan memanfaatkan teknologi penjernihan air yang tepat, maka tujuan untuk mencapai Sustainable Development Goals pada era revolusi Industri 4.0 dapat terealisasikan,” pungkasnya. (sin/qin)

Berita Terkait