ITS News

Senin, 02 September 2024
30 November 2019, 21:11

Mari Belanja Cerdas dan Lawan Konsumerisme

Oleh : itsri | | Source : ITS Online

Logo yang sering dipakai dalam aksi Hari Tanpa Belanja (sumber : straight.com)

Kampus ITS, Opini – Tanpa disadari, konsumerisme kerap hinggap dalam kehidupan kita. Ketika mengunjungi suatu tempat, sering timbul keinginan untuk membeli barang sebagai pemuas keinginan tanpa ada urgensi kebutuhan. Untuk mengurangi candu tersebut, Indonesia mencanangkan Hari Tanpa Belanja yang dirayakan setiap Sabtu di minggu terakhir November.

Hari Tanpa Belanja merupakan hari yang dicetuskan oleh seorang seniman dari Vancouver, Kanada. Ialah Ted Dave yang mempromosikan hari ini melalui majalah Adbusters Kanada pada tahun 1993. Hari ini lahir dengan tujuan untuk memerangi sifat konsumerisme masyarakat. Pada hari ini, orang-orang akan berusaha untuk tidak melakukan kegiatan jual-beli selama 24 jam.

Di Indonesia sendiri, survei yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi terhadap perilaku konsumtifnya. Lebaran, liburan, potongan harga hingga cashback menjadi momen menggiurkan untuk berbelanja. Namun akhirnya, tak jarang timbul rasa sesal saat barang sudah di tangan.  

Sebagai warga negara yang cerdas, sudah sepatutnya memilah barang sesuai tingkat kebutuhan. Dahulukan barang yang dibutuhkan daripada yang diinginkan. Setiap ingin membeli barang, penting untuk mencari tahu kualitas barang tersebut. Cari tahu dari apa barang tersebut dibuat, kapan masa pakainya, dan yang terpenting adalah apakah kita benar-benar sedang memerlukan barang tersebut.

Ilustrasi belanja daring (sumber : medium.com)

Dewasa ini, konsumerisme terus meningkat dengan berkembangnya situs-situs perbelanjaan daring. Mulai Shopee, Tokopedia hingga BukaLapak menawarkan kemudahan bagi penggunanya. Situs ini secara pasti membantu pengguna berbelanja melalui ponsel mereka sendiri. Akhirnya, belanja dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.

Namun, perlu diketahui bahwa situs belanja daring masih memiliki banyak kekurangan. Sebagai contoh, kualitas barang tidak bisa diketahui langsung oleh pembeli. Selain itu, minim pula komunikasi yang terjadi antara penjual dan pembeli. Oleh karena itu, pengguna diharap tidak buru-buru saat berbelanja secara daring. Baca terlebih dahulu ulasan dari pelanggan sebelumnya untuk memastikan kualitas barang sesuai harapan. 

Hari Tanpa Belanja sejatinya bukanlah untuk menghentikan kegiatan jual-beli secara menyeluruh. Melainkan untuk menyadarkan kita akan sifat konsumerisme yang biasanya terus meningkat pada diri seseorang. Karena sesungguhnya, manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Terakhir, mulailah cerdas dalam berbelanja agar sifat konsumerisme tidak mengurung kehidupan anda. 

 

Ditulis oleh :

Muhammad MIftah Fakhrizal

Mahasiswa S-1 Departemen Teknik Sipil

Angkatan 2019

Reporter ITS Online

 

Berita Terkait