ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
01 Desember 2019, 14:12

UKM Teater Tiyang Alit Terima Penghargaan dalam Festamasio

Oleh : | | Source : ITS Online

Penampilan Teater Tiyang Alit dalam ajang Festamasio 9 di Medan

Medan, ITS News – Tak hanya prestatif di bidang keilmuan sains dan teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga tak kalah eksis di bidang seni. Hal ini dibuktikan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Tiyang Alit yang berhasil meraih penghargaan Pemeran Pembantu Pria Terbaik dalam ajang Festival Teater Mahasiswa Nasional ke-9. Acara ini dihelat oleh Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, selama seminggu sejak dibuka pada 16 November lalu.

Dalam pentasnya, Teater Tiyang Alit menampilkan 17 aktor dan aktris terbaiknya yang memerankan tokoh-tokoh dalam naskah berjudul Normal. Ahmad Shidqi Firdaus, pimpinan produksi Teater Tiyang Alit menjelaskan, naskah tersebut menceritakan kehidupan seseorang yang memiliki perbedaan dibanding kehidupan orang normal lainnya. Perbedaan tersebut terletak pada tokoh utama yang memiliki orientasi seksual yang berbeda, sehingga dianggap tidak normal.

“Karena perbedaan tersebut, tokoh utama mendapat perlakuan yang berbeda dari orang-orang di sekitarnya termasuk orang tuanya sendiri. Padahal, manusia itu berhak memilih,” jelas Kiki, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, Kiki menuturkan bahwa Teater Tiyang Alit lebih menggambarkan ironi kehidupan si tokoh utama dalam menyampaikan alur cerita. Salah satunya adalah adegan ketika orang tua tokoh utama yang notabene orang yang taat beragama, justru memanggil seorang dukun untuk menyembuhkan anaknya karena dianggap telah kerasukan jin.

Di adegan yang lain, orang tua si tokoh utama bahkan tak segan merantai dan mencambuk anaknya sendiri. Meski begitu, si tokoh utama tetap diberi nasi beserta sendok untuk makan dalam keadaan tangannya yang dirantai. Menurut Kiki, adegan-adegan seperti inilah yang mengandung pesan tersirat, sehingga menuntut penonton untuk berpikir lebih dalam agar menangkap pesan dan makna yang disampaikan.

Kiki pun menuturkan bahwa naskah yang dimainkan tersebut diangkat berdasarkan fenomena yang terjadi di kehidupan nyata. Selain itu, kasus serupa yang dialami oleh tokoh utama dalam naskah juga marak terjadi saat ini. Melalui pementasan naskah Normal tersebut, Teater Tiyang Alit ingin menyampaikan bahwa kebebasan adalah salah satu hak yang perlu diperjuangkan.

Adu peran dengan pendalaman yang apik, berhasil mengantarkan Teater Tiyang Alit masuk dalam tiga nominasi penghargaan dan menerima penghargaan dalam kategori Pemeran Pembantu Pria Terbaik yang diperankan oleh Amirul Habbib Siswanda, mahasiswa Departemen Statistika Bisnis.

“Perannya adalah menjadi bapak yang memanggil dukun dan mencambuk anaknya sendiri. Adegan pencambukan itu menjadi salah satu adegan yang berhasil menyayat hati penonton,” terang mahasiswa Departemen Informatika ini.

Amirul Habbib Siswanda ketika menerima penghargaan

Penghargaan itu tentu tidak didapat dengan mudah, ada perjalanan yang panjang dibalik prosesnya. Kepada ITS Online, Kiki menyampaikan bahwa tim Teater Tiyang Alit membutuhkan waktu tiga hingga empat bulan dalam proses persiapan sebelum keberangkatannya ke Medan. Waktu yang tidak sedikit tersebut diisi dengan latihan guna mendalami peran dan perancangan properti beserta kostum.

Meski melewati proses persiapan yang panjang, Kiki mengaku bahwa ia dan tim masih menemui beberapa kendala, salah satunya ialah jadwal kuliah satu sama lain yang berbeda atau bentrok dengan jadwal latihan. “Hal itu berimbas pada molornya perkembangan tim dari target awal,” ujarnya. Kondisi beberapa anggota tim yang tidak fit, juga turut berdampak pada penggarapan properti hingga terbengkalai.

“Sebenarnya kami sudah pesimis juga, tetapi ternyata justru bisa masuk tiga kategori nominasi. Rasanya benar-benar senang,” ungkap mahasiswa kelahiran Jakarta ini.

Bagi Kiki, pencapaian yang berhasil diraih oleh tim Teater Tiyang Alit lebih dari sekadar piala ataupun penghargaan. Setelah seminggu berjuang bersama, ia dan tim menjadi lebih memaknai proses dan menghargai waktu. Kiki juga berharap agar di kompetisi berikutnya, UKM Teater Tiyang Alit dapat mempersembahkan yang lebih baik untuk ITS. (ra/id)

Potret bersama seluruh tim Teater Tiyang Alit

Berita Terkait