ITS News

Jumat, 27 September 2024
07 Desember 2019, 19:12

SENTA 2019, Bahas Inovasi Berkelanjutan Bidang Kemaritiman

Oleh : itsyus | | Source : ITS Online

Para Pembicara Kunci, Sivitas Akademika Fakultas Teknologi Kelautan ITS, dan para peserta SENTA 2019 berfoto bersama di Auditorium Gedung Research Center ITS

Kampus ITS, ITS News — Sebagai respon terhadap perkembangan teknologi yang diakibatkan oleh Revolusi Industri 4.0, otomasi dan digitalisasi sektor maritim kian meningkat. Menanggapi hal tersebut, Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menghelat Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Kelautan (SENTA), Kamis (5/12) guna membahas inovasi berkelanjutan untuk perkembangan kemaritiman Indonesia.

Dr Eng IGN Sumanta Buana ST MEng, Ketua Panitia SENTA 2019 menyebutkan bahwa kegiatan tahunan yang telah memasuki usia ke-19 ini telah menjelma menjadi konferensi internasional sejak tahun 2016. Menurutnya, setelah selama 15 tahun menjadi salah satu wadah bagi para peneliti dan insinyur Indonesia untuk bertukar informasi, ide, dan hasil penelitian guna meningkatkan kemaritiman Indonesia, kegiatan ini sudah siap melangkahkan kakinya menuju skala internasional.

“Oleh sebab itu, mulai 2016 lalu kegiatan ini (SENTA, red) tak hanya menghadirkan peneliti Indonesia saja, tetapi juga peneliti dari luar negeri,” ujar Dosen Departemen Teknik Transportasi Laut tersebut.

Mengangkat tema Transforming Maritime Technology for Fair and Sustainable Development in the Era of Industrial Revolution 4.0, kegiatan yang bertempat di Auditorium Gedung Research Center ITS ini akan difokuskan pada sepuluh sub-tema pembahasan. Di antaranya adalah Desain dan Rancang Bangun Kapal, Sistem dan Permesinan Kapal, Logistik Maritim, Pelayaran, Pelabuhan, Industri Manufaktur Maritim, Energi Laut, Manajemen Sumber Daya Alam dan Pesisir, Pariwisata Bahari, serta Pertahanan dan Keamanan Maritim.

Dekan Fakultas Teknologi Kelautan, Prof Ir Achmad Zubaydi, MEng, PhD, ditemani oleh Ketua Panitia SENTA 2019, Dr Eng IGN Sumanta Buana, ST, MEng memukul gong tanda dimulainya SENTA 2019

Mengawali seminar ini, Dr Ir Bambang Setiadi IPU, Ketua Dewan Riset Nasional Indonesia menuturkan bahwa segala jenis teknologi akan terus berdinamika dan mengalami perubahan menjadi lebih baik. Mengingat bahwa perubahan selalu diawali dari sebuah inovasi, pria yang akrab disapa Bambang ini menekankan bahwa berinovasi merupakan hal yang sangat penting. 

“Sebagaimana konsep invention to innovation, yang mengartikan bahwa inovasi adalah sebuah invensi yang dikomersialkan,” tegasnya.

Menyorot inovasi Indonesia yang berada pada urutan 85 dunia dalam Global Innovation Index, pria yang meraih gelar doktornya di Universitas Gadjah Mada tersebut menuturkan bahwa sangat diperlukan dukungan dari segala pihak. Mengingat, di Indonesia telah banyak invensi dan penelitian yang menunggu untuk dikembangkan dan dikomersialisasikan.

Ketua Dewan Riset Nasional, Dr Ir Bambang Setiadi, IPU, ketika menyampaikan pentingnya inovasi dalam perkembangan teknologi maritim di Indonesia pada SENTA 2019

Selain itu, Bambang juga menyampaikan beberapa peluang pengembangan teknologi maritim di masa depan. Mulai dari pengembangan teknologi perkapalan dan autonomous shipping, pengembangan connected smart port, serta digitalisasi dan pengembangan ekosistem navigasi serta komunikasi. Ia juga menambahkan invensi tongkang pengangkut peti kemas berpenggerak dan kapal tanker pengangkut minyak sayur yang tengah dikembangkan Dewan Riset Nasional.

Dr Hang Sub Urm, Excecutive Vice President Institut Penelitian dan Pengembangan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan ketika menyampaikan fokusan utama perkembangan teknologi maritim saat ini

Dr Hang Sub Urm, Wakil Presiden Eksekutif Institut Penelitian dan Pengembangan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) Korea Selatan yang turut hadir pada kegiatan ini juga menyampaikan fokusan perkembangan teknologi maritim yang saat ini tengah mereka kampanyekan. Yaitu dekarbonisasi, transformasi digital, dan teknologi pertahanan yang mereka jadikan satu dalam sebuah konsep bernama Current and Future Ship Technology.

Menurutnya, dengan dekarbonisasi persoalan emisi penggunaan bahan bakar dapat terselesaikan sehingga keberlanjutan lingkungan terjaga. Kemudian, yang tak kalah penting adalah transformasi digital dalam teknologi perkapalan guna meningkatkan efisiensi operasional untuk kapal serta galangan kapal.

“Contohnya, smart ship dengan fitur autonomous ship yang memungkinkan kapal dapat berjalan tanpa dikemudikan oleh nahkoda sudah mulai dikembangkan,” terangnya.

Dengan diperhatikannya kedua hal diatas, maka teknologi perkapalan yang berkelanjutan akan berkembang pesat. Sehingga dapat juga menunjang kepentingan nasional dalam menjaga ketahanan energi, pertahanan nasional, dan juga untuk memenuhi kebutuhan pasar pada sektor energi. “Tentunya untuk semua hal di atas harus diusahakan dan dengan dukungan dari semua pihak,” pungkasnya. (yus/rur)

Berita Terkait