Merupakan isu yang terus berkembang di jurusan Teknik Fisika pada umumnya bahwa terlalu banyak disiplin ilmu yang dipelajari membuat kajian keilmuannya kurang dalam. Ir Tjipto Kusumo dari Persatuan Insinyur Indonesia mengungkapkan bahwa selain merupakan kelemahan, hal tersebut justru dapat dijadikan keuntungan bagi mahasiswa dan almuni Teknik Fisika.

”Berbeda dengan jurusan lain seperti (Teknik) Mesin dan Elektro yang telah mengambil spesialisasi dari awal, kita lebih kuat di ilmu-ilmu dasar, pengambilan spesialisasi hanya pada mata kuliah pilihan. Itu memberi kita modal untuk belajar lagi kedepannya,” papar pria berkacamata ini.

Seperti diketahui, Teknik Fisika ITS memiliki lima bidang minat yakni Instrumentasi, Fotonik, Akustik dan Fisika Bangunan, Energi serta Bahan.

Tjipto kemudian mengibaratkan lulusan Teknik Fisika sebagai seseorang yang dibekali kail dan bukannya ikan. ”Di teknik fisika anda dibekali modal untuk belajar, kita dibekali ilmu untuk mencari ilmu. Teknologi berkembang dengan sangat cepat, lihat saja komputer yang dulunya bisa se-gede ruangan ini (ruang sidang, Red) sekarang hanya berupa PC.” terangnya.

Menurut alumnus Teknik Fisika ITB ini kalau kita diajari teknologi maka kita harus mengikuti perubahan teknologi tersebut, namun teknik fisika mengajari cara untuk belajar teknologi.

Beberapa data pekerjaan yang dilakoni oleh alumni teknik fisika di Indonesia pun kemudian ditunjukkan oleh Tjipto. Porsi terbesar adalah pekerjaan engineering dan operation. Urutan selanjutnya adalah dosen peneliti baik di perguruan tinggi maupun BPPT, kemudian manajemen teknologi dan entrepeneur.

Perihal tidak sedikitnya lulusan teknik fisika yang bekerja di bidang manajemen teknologi, Tjipto menungkapkan bahwa hal tersebut adalah bukti bahwa alumni teknik fisika memiliki bekal dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan disiplin ilmu lain seperti mesin, perminyakan dan lain-lain. (ftr/rif)