ITS News

Sabtu, 28 September 2024
03 November 2006, 13:11

Halal bi Halal ITS, Berharap Gaji Dosen Rp 10 Juta

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pernyataan mantan Direktur Bank Muamalat ini memang tidak sedang mempropokasi para dosen dan karyawan ITS, tapi dia sedang menjelaskan hakekat perolehan dan kebutuhan riil manusia agar tidak mengerjakan hal-hal yang haram seperti korupsi. ”Kalau seorang PNS di Jakarta digaji Rp 950 ribu sampai Rp 1 juta dengan tiga anak, maka ada dua kemungkinan. Mereka berpuasa atau korupsi,” katanya.

Direktur Tazkia Institut Jakarta ini mengungkapkan, puasa sesungguhnya suatu ibadah yang menanamkan kejujuran dan harus membekas bagi setiap mereka yang menjalankannya. Namun kenyataannya, masih banyak mereka yang setelah berpuasa kemudian kembali menjalankan kehidupan seharian seperti sediakala. ”Kita sering saat berpuasa mampu menahan atau berpuasa dari sesuatu yang halal, tapi tidak mampu berpuasa dari yang haram,” katanya.

Antonio mencontohkan, kenapa orang yang berpuasa tidak akan memakan makanan yang halal karena memang belum waktunya untuk dimakan tapi mereka masih mengerjakan sesuatu yang haram, seperti korupsi.

Untuk itu, katanya menambahkan, agar bisa menghilangkan korupsi ada lima rumus yang harus dijalankan. Pertama, gaji dan kesejahteraan harus dinaikan. Kedua harus punya infrastruktur hukum yang baik. Ketiga, harus tegas didalam menjalankan aturan dan hukuman. Keempat, harus ada kontrol yang holistik dari masyarakat dan media. ”Terakhir, ini yang paling sulit di Indonesia, harus ada contoh atau suri-tauladan dari pimpinan,” katanya.

Empat Level
Menyinggung soal halal bi halal dan silaturrahim, Antonio mengatakan, ada empat level seperti yang disampaiakn oleh Imam Kurtubi. Level pertama adalah hubungan darah, dan ini sudah dan tidak terlalu sulit untuk dilakukan.

”Level kedua, hubungan seagama, ketiga, hubungan kemanusiaan, dan keempat hubungan sesama makhluk hidup. Orang belum bisa dikatakan muslim jika belum menjalankan keempat level silaturrahim ini, dan itu ditegaskan dalam Alquran dan hadis,” katanya sambil mengutip Alquran dan Hadits Nabi.

Mengilustrasikan silaturrahim, Antonio yang mengakui baru 17 tahun memeluk agama Islam ini mengatakan, ibarat seorang ibu yang memiliki rahim, dimana ketika mengandung mereka sangat memiliki kasih sayang, memperhatikan, menjaga, dan terakhir rela berkorban untuk isi rahimnya. ”Sesungguhnya itulah hakekat silaturrahim dan halal bi halal yang dilakukan setiap selasai puasa Ramadhan. Sungguh tidak ada 99 Asma Allah yang diberikan kepada manusia kecuali Ar-Rahim, karena itu seseorang mengaku Islam belum sempurna jika belum menyayangi sesama maklhuk, menjadi rahmatan lil alamin,” katanya.

Sementara itu Rektor ITS, Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, dalam sambutannya mengharapkan agar suasana dan semangat saling memaafkan harus dibarengi dengan semangat kasih sayang. ”Ini penting agar tercipta suasana kerja yang harmonis dan berujung pada meningkatnya produktifitas,” katanya.

Acara halal bi halal tersebut selain rektor dan para pembantu rektor beserta isteri, juga dihadiri oleh pejabat di lingkungan ITS, karyawan, mahasiswa dan panitia Ramadan di Kampus 1427 H. Acara itu juga merupakan rangkaian acara penutupan dari beberapa kegiatan Ramadhan di kampus ITS. (Humas/ftr)

Berita Terkait