ITS News

Sabtu, 28 September 2024
10 November 2006, 13:11

Mobil INA BF-100 Tiba di Surabaya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sesampainya di Surabaya, tepatnya di Hotel Shangri-La dimana IKA ITS akan mengelar Sidang Umum Majelis pada 11-12 November, seperti diungkapkan Dr Ir Gatot Ibnusantosa, akan dipaparkan hasil-hasil yang diperoleh selama proses perjalanan dalam uji coba itu. ”Kami akan mengungkapkan berbagai kejadian dan catatan selama menempuh jarak Jakarta-Surabaya, mulai dari pengukuran kadar emisi gas buang, kecepatan rata-rata yang dicapai, kondisi mesin dan lainnya. Pokoknya semua hal yang terjadi selama dalam perjalanan akan disampaikan, karena ini merupakan uji coba perdana yang dijadwalkan menempuh jarak 1.800 kilometer Jakarta-Surabaya-Jakarta,” kata Gatot yang tercatat sebagai peneliti Pusat Studi Kebijakan Industri dan Teknologi (Tenov) IKA ITS.

Gatot menjelaskan, untuk penggunaan INA BF-100 atau Indonesia Nabati Alternative BioFormula-100, tidak diperlukan alat tambahan pada mesin diesel dipakai. Ini karena proses fisik dan kimianya sudah paripurna. ”Kami sudah tiga tahun meneliti minyak jarak hingga menghasilkan INA BF-100 ini. Secara pribadi, saya telah menggunakannya pada mobil pribadi dan tidak ada keluhan,” katanya.

Diungkapkan Gatot, Biodiesel INA BF-100 dihasilkan melalui proses transesterifikasi untuk menurunkan tingkat kekentalan (viskositas), bilangan iodine, dan mempertahankan zat bakar (cetane number). Proses itu sekaligus dimaksudkan mengubah sifat minyak hingga dapat bercampur solar. "Hasilnya sangat memuaskan termasuk laporan uji emisi yang kami kirim ke Inggris," kata Direktur Utama PT Fine Chemical Interindo (FCI) Tunggul Ardi, lembaga yang bekerja sama dengan Tenov.

Kandungan karbon monoksida (CO) pada INA BF-100 lebih kecil hingga 50 persen dari emisi pada solar, hidrokarbon berkurang 62-74 persen dibandingkan dengan solar, dan nol emisi NOx dan sulfur dibandingkan dengan solar saat ini. Hasil uji juga menunjukkan titik beku biodiesel ini mencapai minus 15 derajat Celsius. Sementara, rekanan FCI dari Eropa menentukan standar biodiesel yang diinginkan minus 10 derajat Celsius.

Keunggulan lain INA BF-100 dibandingkan solar di antaranya hemat bahan bakar hingga 2 kilometer per liter. Dalam 1 jam operasional generator set, INA BF-100 lebih hemat hingga 13 liter.

Bahan bakar minyak nabati selama ini juga terbukti mengandung efek pelumas yang mengawetkan karet sintetis pada mesin.

Meski potensial dan menjanjikan, Gatot mengakui, proses produksi INA BF-100 terkendala metanol untuk transesterifikasi. Selain itu, bahan baku biji jarak pagar pun masih terbatas. (Humas/ftr)

Berita Terkait