ITS News

Sabtu, 28 September 2024
19 November 2006, 09:11

SAC Latih Mahasiswa Konseling Peer Group

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Diwawancarai di sela lokakarya Bimbingan Konseling 2006, Ketua Student Advisory Center (SAC), Budi Utomo Kukuh Widodo, mengatakan mahasiswa ITS membutuhkan tenaga-tenaga peer group. “Di sini kita mencari mahasiswa yang mau dan mampu jadi konselor, tapi untuk jadi mampu tak cukup dengan lokakarya. Untuk itu kita mengutamakan yang mau dulu,” tutur Budi.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Budi item ini menjelaskan peer grup yang dimaksud di sini adalah per-kelompok. Jadi, mahasiswa ITS diajak membuat kelompok yang dijadikan tempat curhatan temannya yang sebaya. “Mereka tidak sekonyong-konyong menjadi konselor, tapi setidaknya kita bekali dulu dengan memberi info dan ketrampilan berkala. Sehingga diharapkan nantinya ada peningkatan,” imbuhnya.

Budi pun membantah jika seorang konselor disama-artikan dengan psikolog. “Konselor itu kasarnya bisa dianggap keranjang sampah, tempat curhat masalah, lebih tepatnya seperti pemandu LKMM (Latihan Ketrampilan Managemen Mahasiswa),” tegas pria berkamata ini.

Berbeda dengan seorang psikolog yang memberikan solusi atau terapi, konselor lebih banyak mengajak aktif si klien dan yang klien-lah yang menemukan sendiri kesimpulan dan pemecahannya.

Sementara itu, ditemui di dalam ruangan acara, seorang pemateri, Satiningsih, mengatakan bahwa konseling merupakan proses pendidikan dan kemandirian. Untuk itu, simulasi-nya mengelompokkan peserta sesuai fakultasnya, semisal FMIPA, FTI, dan FTSP. Dari hasil pengamatan ITSOnline, peserta di bagi dalam lima kelompok berdasarkan fakultas.

“Mereka nantinya harus sering ketemu, makanya itu dijadikan satu kelompok per fakultas. Di sini mereka akan mendiskusikan dan menyusun kegiatan apa yang akan dilakukan ke depan serta target sasarannya. Ini akan lebih efektif,” pungkas pengajar Psikologi Pendidikan Bimbingan (PPB) ini. (th@/rif)

Berita Terkait