ITS News

Sabtu, 28 September 2024
04 Desember 2006, 14:12

Salim: Cinta Tingkatkan Produktivitas

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Untuk kesekian kalinya Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) ITS kembali menggelar Seminar Pergaulan Islami (SPI). Bertempat di ruang seminar gedung Pasca sarjana ITS, acara ini dihadiri ratusan peserta yang mayoritas adalah mahasiswa. Dalam seminar ini dibahas mengenai problem pergaulan yang dihadapi remaja, sesuai dengan tajuk tema Jangan Mau Ditipu Cinta!.

Salah satu pembicara, Ustadz Bukhori memperingatkan mahasiswi agar selalu waspada tak terjerumus pada cinta yang tak dikehendaki.”Kalau ada pria yang suka miscall-miscall atau suka menggoda dengan sms, kalian jangan nyerah saja. Tawari opsi apa ia sudah berani meminang atau nggak. Jika nggak berani, maka namanya nggak jantan”, komentar Bukhori yang juga adik tingkat penulis novel Ayat-Ayat Cinta, Habiburrahman el-Shirazi.

Salim : Laki-laki itu "Buaya"
Sementara itu, diawali dengan pemutaran film dokumenter, pembicara yang lain, Salim A Fillah menjelaskan kecenderungan pria dan wanita terhadap sesuatu yang berbau seks. Bahkan sembari bercanda, penulis buku pergaulan remaja dan pengembangan diri ini, melontarkan pernyataan bahwa semua laki-laki adalah buaya. ”Tidak pandang bulu, entah itu buaya darat atau buaya dakwah. Saya yakin wanita akan sepakat dengan ini,” celutuknya dengan disambut tawa para peserta.

Selanjutnya, Salim juga menegaskan, wanita akan jatuh jika mendapat touch dari lawan jenisnya. Yang dimaksud di sini adalah sentuhan baik yang bersifat perasaan, kata-kata, tulisan atau hingga fisik. Salim pun menyuguhkan tiga buah film berdurasi pendek yang menguatkan pandangan Islam mengenai hubungan setelah nikah, menjaga pandangan, dan menjaga hubungan antara pria dan wanita. Film-film tersebut didasarkan pada beberapa penelitian yang dilakukan sebuah universitas di Amerika Serikat. ”Ternyata kebenaran yang didapat manusia saat ini telah ada pada Islam,” tandas Salim yakin.

Makna Hubungan Lawan Jenis Dalam Perspektif Islam
Ditemui ITS Online seusai acara, Salim menjelaskan mengenai makna hubungan lawan jenis dalam perspektif Islam. ”Pacaran itu hanya ada setelah nikah,” ujarnya sambil tersenyum. Salim mengamati bahwa saat ini remaja muda muslim hanya mengetahui larangan hubungan lawan jenis sebelum menikah melalui ayat-ayat yang bersifat normatif. ”Nah, saya akan mencoba menjelaskan hal ini dengan contoh riil sehingga lebih mudah diterima oleh anak muda,” papar mahasiswa jurusan Teknik Elektro Universitas Gajah Mada dan Prodi Psikologi IAIN Sunan Kalijaga.

Banyaknya pemahaman yang salah tentang cinta, membawa keprihatinan tersendiri bagi Salim. Bagi lelaki asli Yogyakarta ini, cinta seharusnya mendukung produktifitas. ”Tidak seperti pacaran yang banyak melahirkan konflik dan kemarahan,” tuturnya. Bahkan prinsip saling memberi dengan ikhlas tidak dapat ditemui pada hubungan relasi pasangan yang berpacaran, ”Psikologi pacaran itu psikologi orang bertamu, mintanya selalu dilayani,” tegas Salim.

Pada akhir wawancara Salim memcoba memberikan motivasi kepada mahasiswa ITS bahwa cinta adalah fitrah yang harus dikelola dengan baik dan memiliki visi, cinta yang liar dan berdasar pada erotisme hanya akan menghasilkan cinta yang melemahkan.

Seminar pergaulan Islami yang berlangsung selama setengah hari ini, sengaja mengangkat tema cinta sebagai topik utamanya. “Hal ini sebagai wujud upaya kita untuk memberikan suatu pendidikan bagaimana seharusnya kita menyikapi cinta. Yang mana selama ini kita pun pasti memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang cinta ini sendiri”, tegas Pandu Bahari, ketua acara. (ap/m3/th@)

Berita Terkait