ITS News

Sabtu, 28 September 2024
04 Desember 2006, 11:12

Peserta IW Bagikan Abate ke Warga

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tak seperti biasanya, Minggu (3/12) siang, tampak barisan panjang mahasiswa bergerak menuju perkampungan penduduk sekitar kampus ITS. Mengenakan seragam putih-biru, mereka adalah peserta Integralistik Workshop(IW) yang kala itu akan melakukan penyuluhan ke warga sekitar kampus. Sasaran desa yang dituju yakni Gebang dan Keputih.

Berbekal selembar kuisioner dan sebungkus bubuk abate (obat untuk mencegah demam berdarah), tiap kelompok peserta IW langsung mencari target, ketika sampai tempat tujuan. Tak ayal, suasana di pemukiman warga pun ramai, sebab berubah menjadi ajang penyuluhan massal dadakan.

Di desa Gebang contohnya, demi mencari klien, peserta rela keluar masuk warung untuk melakukan wawancara. Mereka juga harus membujuk si klien agar mau mengisi kuisionernya. Tidak mudah memang mencari target, sebab warga yang diprioritaskan menerima abate adalah penduduk asli desa. “Kita kesulitan mencari mana yang warga asli atau bukan. Karena yang menerima abate ini memang harus warga asli. Jadi, mau nggak mau kita harus menanyai mereka satu persatu,” tutur Johan, peserta IW dari jurusan Teknik Lingkungan.

Walaupun begitu, peserta rupanya menikmati tugasnya ini. Bahkan, pengalaman ketika membujuk warga yang enggan mengisi kuisioner, dianggap sebagai keasyikan tersendiri. ”Wah, asyik. Tadi kita rame-rame mewawancarai seorang ibu untuk mengisi kuisioner. Eeee, ternyata kita malah dicuekin dan ditinggal masak. Tapi, setelah memaksa akhirnya kita berhasil juga,” ungkap Indah, mahasiswi Teknik Sipil, di sela jam istirahatnya.

Dalam penyuluhan ini, peserta IW dibagi menjadi tujuh gugus yang dikelompokkan
pada kelompok-kelompok kecil. Tiap kelompoknya terdiri dari tiga mahasiswa. ”Ini bertujuan untuk memudahkan distribusinya. Selain itu, juga untuk mengajarkan kepada anak-anak betapa pentingnya team work. Kebetulan setelah ini juga ada materi Sense Of Belonging (SOB)”, jelas Eka Chandra, salah seorang Steering Comitte dari jurusan PPNS.

Sedangkan, bagi warga, merespon positif kegiatan ini. Meski awalnya tidak tahu-menahu adanya penyuluhan mendadak, tapi setelah paham ini merupakan pembagian bubuk abate, warga akhirnya senang. Bahkan, ada yang mengusulkan tahun depan diadakan lagi dan jumlah abatenya ditambah.

“Lumayan, bisa untuk bersih-bersih kamar mandi. Apalagi, ini juga menjelang musim hujan, obat pembasmi jentik nyamuk seperti ini pasti sangatlah perlu. Tapi sayang, jumlahnya kok cuma sedikit. Tahun depan jika ada lagi kalau bisa jumlahnya ditambah. Ini tadi ada kerabat saya yang nggak kebagian, padahal ia penduduk asli juga sini lho”, ujar Bu Rosyidah, seorang ibu rumah tangga di Gebang. (m3/th@)

Berita Terkait