ITS News

Sabtu, 28 September 2024
09 Januari 2007, 22:01

ITS Tuan Rumah Konferensi Matematika dan Statistika Indonesia-Malaysia

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ketua panitia pelaksana konferensi, Dr Muhammad Mashuri, Selasa (9/1) siang mengatakan, momentum pelaksanaan konferensi ini dapat dijadikan untuk mengukur sejauh mana perkembangan ilmu matematika dan statistika di antara kedua negara. ”Tahun 1970-an beberapa dosen matematika kita banyak yang mengajar di Malaysia, tapi dalam perjalanan berkutnya, kini kita tertinggal dengan mereka. Doktor dan profesor di bidang matematika dan statistika jumlahnya jauh lebih banyak mereka ketimbang di Indonesia,” katanya.

Apa maknanya ini? kata Mashuri melanjutkan percakapannya dengan nada tanya. ”Penyebab utamanya karena iklim keilmuan di Malaysia jauh lebih berkembang, sehingga mereka dapat mengejar ketertinggalan yang sebelumnya ada di belakang Indonesia. Fakta ini kiranya perlu dijadikan sebagai bahan kajian dan pelajaran berarti bagi kita,” terang Mashuri.

Memang, katanya menambahkan, secara disiplin keilmuan yang berkait dengan ilmu-ilmu fundamental matematika dan statistika, posisi Indonesia masih berada di atas Malaysia, tapi jika berbicara pada bidang aplikasi atau terapannya, kita tertinggal jauh.

Kenapa bisa seperti itu? ”Ini karena iklim akademis di Malaysia jauh lebih bagus, dan sangat mudah para ilmuwan di bidang matematika dan statistika untuk go internasional. Sementara di Indonesia semua serba dalam keterbatasan. Fasilitas buku di perpustakaan mereka jauh lebih lengkap dan bermacam-macam,” terangnya.

Fakta yang disampaikan Mashuri dibenarkan oleh Prof Dr Maman A. Djauhari dari ITB, selaku pantia pengarah. Menurut guru besar statistika ITB ini, ketertinggalan bidang matematika dan statistika di Indonesia lebih disebabkan pada kurangnya tingkat kesejahteraan yang diterima para ilmuwan matematika dan statistika. ”Tapi kita tidak perlu berkecil hati, karena dalam hal-hal yang fundamental kita masih lebih unggul. Hanya saja jika terus dibiarkan, cepat atau lambat kita tetap akan tertinggal,” katanya.

Itu sebabnya, kegiatan konfrensi ini bisa dijadikan sebagai upaya untuk saling menukar informasi terhadap perkembangan matematika dan statistika di kedua negara, dan jika memungkinkan, kata Maman, ke depannya agar kita tidak tertinggal jauh dengan mereka, diadakan riset bersama, tukar-menukar kepakaran dan lainnya. (Humas/jie)

Berita Terkait