ITS News

Sabtu, 28 September 2024
18 Desember 2006, 21:12

Jatim, Percontohan Pengembangan Jati Diri Bangsa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Demikian terungkap dalam Laporan Perkembangan Tim Pengkajian dan Pembudayaan Jati Diri Bangsa (TPPJDB) Indonesia Jawa Timur di Kampus ITS, Senin (18/12) siang dengan tema Karakter/Jati Diri Bangsa Kekuatan Menghadapi Globalisasi. Drs I Nyoman Naya Sudjana MA, selaku Ketua Harian TPPJDB mengatakan bahwa pengalaman yang dilakukan Jatim bersama beberapa perguruan tinggi dan Dewan Harian Daerah (DHD) 45 sejak tahun 2003 telah menunjukkan satu kemajuan didalam upaya pengembangan dan penanaman jati diri bangsa, sehingga sudah ada beberapa materi tentang jati diri bangsa yang dapat dipadukan dengan beberapa mata kuliah. “Kami akan terus meminta kepada para dosen pada mata kuliah tertentu untuk merumuskan bagian-bagian yang memang bisa diintergarsikan dengan persoalan jati diri bangsa,” katanya.

Naya Sudjana menyambut baik dengan program yang akan dilakukan ITS terkait dengan penanaman karakter terhadap para mahasiswa baru melalui bentuk peng-asrama-an selama setahun. “Apa yang akan dilakukan ITS merupakan sebuah langkah maju, karena di beberapa negara bagian di AS (Amerika Serikat, Red) juga melakukan upaya pembangunan dan penanaman karakter bangsa melalui asrama mahasiswa,” katanya.

Sebelumnya Rektor ITS Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA memang menyampaikan perihal rencana ITS untuk menyiapkan asrama bagi mahasiswa baru untuk kepentingan membangun karakter, berkait dengan asal-usul mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, suku, agama dan lainnya. “Melalui asrama kita akan membangun karakter mahasiswa baru tentang bagaimana hidup bangsa, bernegara dan bermasyarakat dengan baik ditengah kemajemukan, termasuk belajar di ITS dengan baik,” katanya.

Diakui Nuh, untuk membangun karakter memang bukan pekerjaan mudah dan singkat, tapi dibutuhkan waktu lama dan sulit. Apalagi dengan kondisi masyarakat kita saat ini, maka dibutuhkan keseriusan dan niat sungguh-sungguh untuk itu. “Kami percaya keterpurukan bangsa saat ini akibat adanya proses transfer karakter bangsa yang tidak jalan, ada mising link, sehingga perguruan tinggi harus melakukan sesuatu untuk itu,” katanya.

Sedang Rektor Unair Prof Dr Fasich mengatakan, Unair dan ITS telah berkomitmen untuk menjadikan perguruan tinggi ini menjadi salah satu pusat pengembangan jati diri bangsa. “Kami sangat mendukung sekali untuk secara sistematis melaksanakan kegiatan ini yang bermakna suatu gerakan pendidikan karakter atau jati diri bangsa. Saya berharap kita bisa secara bersama-sama dapat mengembangkan dan menggerakkan aktivitas pembelajaran dalam lembaga pendidikan untuk menumbuhkembangkan karakter atau jati diri bangsa,” katanya. (humas/jie)

Berita Terkait