ITS News

Sabtu, 28 September 2024
02 Juni 2020, 22:06

Akibat Pandemi, Halal Bihalal ITS pun Digelar secara Daring

Oleh : itsmis | | Source : www.its.ac.id
Dr-KH-Cholil-Navis-Lc-MA-saat-memberikan-ceramah-pada-Halal-Bihalal-Keluarga-Besar-ITS-2020-secara-daring

Dr KH Cholil Navis Lc MA saat memberikan ceramah pada Halal Bihalal Keluarga Besar ITS 2020 secara daring

Kampus ITS, ITS News – Seperti halnya tradisi tahunan sebelumnya, keluarga besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang terdiri dari dosen dan karyawan kembali menghelat Halal Bihalal sebagai bentuk refleksi makna Idul Fitri. Namun akibat adanya pandemi Covid-19, Halal Bihalal 1441 H kali ini pun terpaksa digelar secara daring, Selasa (2/6).

Halal Bihalal daring kali pertama di ITS yang bertajuk Refleksi Idul Fitri dalam Keberagaman di Era New Normal ini menghadirkan penceramah agama Dr KH Cholil Navis Lc MA PhD, Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI). Halal Bihalal yang dihadiri lebih dari 1.000 orang ini digelar dengan menggunakan aplikasi zoom dan disiarkan secara langsung (live streaming) melalui channel youtube milik ITS yang tercatat ditonton oleh 1.660 viewers.

Meski digelar secara daring, acara ini berlangsung cukup khidmat. Selain Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng, beberapa rektor ITS terdahulu seperti Rektor ke-5 ITS Prof Dr Ir Harjono Sigit Bachroen Salam, Rektor ke-10 ITS Prof Dr Triyogi Yuwono DEA, serta Rektor ke-11 ITS Prof Ir Joni Hermana MScES PhD turut bergabung meramaikan acara ini. Nampak pula Ketua Dewan Profesor ITS Prof Dr Ir Nadjadji Anwar MSc, Ketua Senat Akademik (SA) ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS Prof Dr Ir Mohammad Nuh, perwakilan BNI Syariah, BNI, BRI, serta jajaran pimpinan ITS lainnya.

Akibat-Pandemi-Halal-Bihalal-ITS-pun-Digelar-secara-DaringProf Dr Ir Mohammad Nuh membuka acara dengan memberikan sedikit sambutan, menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin kepada seluruh keluarga besar ITS. Tak lupa, harapannya terkait Covid-19 yang tengah melanda ini turut terselipkan. “Mudah-mudahan Allah memberi kita kesehatan, kesehatan dan kesehatan, agar kita bisa mengelola persoalan ini dengan lebih baik,” doanya secara singkat.

Mengamini doa yang disampaikan mantan Mendikbud tersebut, Rektor ITS dalam sambutannya turut berdoa agar kesehatan selalu terlimpah pada seluruh keluarga besar ITS hingga pandemi Covid-19 berakhir. Permohonan maaf serta doa lainnya juga dipanjatkan dalam membuka sambutannya sebagai Rektor ITS. “Taqobbalallahu Minna Wa Minkum Shiyammana Wa Qiyammana, semoga amal ibadah kita semua diterima oleh Allah dan dipertemukan dengan Ramadan berikutnya,” tutur rektor yang akrab disapa Ashari ini.

Ashari juga memanjatkan rasa syukur, sebab meskipun Surabaya telah menjadi zona hitam (terhitung hingga 2 Juni ini), tidak ada satupun keluarga besar ITS yang terkonfirmasi positif Covid-19 hingga saat ini. Meski demikian, doa selalu diberikan pada keluarga besar ITS, di antaranya untuk dua orang keluarga alumni ITS, yakni Ir Adi Prasetya dan Ir H Subowo MSc yang wafat beberapa hari yang lalu. “Mari kita doakan sama-sama,” ajak dosen asal Sidoarjo ini.

Tahun ini, Ashari melaporkan, Masjid Manarul Ilmi ITS telah mengikuti semua arahan MUI, serta langkah-langkah yang dilakukan Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Salah satunya seperti peniadaan segala aktivitas di masjid sejak akhir Maret lalu. “Ini merupakan upaya menjaga keselamatan umat dengan mencegah penyebaran Covid-19,” imbuh guru besar kelahiran 1965 ini.

Selain itu, langkah-langkah kemanusiaan juga terus dilakukan ITS dalam rangka pencegahan virus Covid-19. Sekalipun dalam Bulan Ramadan, ITS terus giat mengusahakan segala bentuk bantuan, seperti sejumlah baju Hazmat, 140.000 face shield bagi tenaga medis serta 4.000 liter hand sanitizier. “Juga ada robot RAISA yang terbagi tiga macam, yakni untuk service, ruang ICU (Intensive Care Unit), dan ruang HCU (High Care Unit),” ujar alumnus sarjana Teknik Elektro ITS ini.

Selain membicarakan langkah ITS menghadapi Covid-19, Ashari juga turut membahas sejumlah mahasiswa hafidz penghafal Alquran di ITS. Tercatat, ITS secara keseluruhan memiliki total 30-an mahasiswa hafidz, yakni 11 orang angkatan 2019, enam orang angkatan 2018, tujuh orang angkatan 2017, dan sisanya merupakan para mahasiswa di angkatan sebelumnya. “Kita (ITS, red) tetap berkomitmen merekrut para hafidz, agar mahasiswa tidak hanya tahu teknologi, tapi juga tahfidz dan tartil,” tandasnya.

Salah satu bentuk komitmen ini, yakni adanya pemberian penghargaan secara virtual di sela acara Halal Bihalal oleh Rektor ITS kepada sejumlah mahasiswa hafidz ITS angkatan 2019. “Anda semua bintangnya ITS. Semoga bisa memberi manfaat dan keberkahan bagi institusi dan masyarakat sekitarnya,” tutur alumnus doktoral di Curtin University, Australia ini berpesan.

Keluarga-Besar-ITS-dalam-acara-Halal-Bihalal-Keluarga-Besar-ITS-2020-yang-digelar-kali-pertama-secara-daring

Keluarga Besar ITS dalam acara Halal Bihalal Keluarga Besar ITS 2020 yang digelar kali pertama secara daring

Turut diselipkan pula laporan Kegiatan Ramadhan di Kampus (RDK) 1441 H oleh Prof Dr Agus Zainal Arifin SKom MKom, Ketua Tim Pembina Kerohanian Islam ITS. Berbagai bentuk kegiatan telah dilaksanakan seperti Kajian Pra Ramadhan dan Kajian Spesial Ramadhan oleh ulama-ulama luar, Kajian Ba’da Subuh oleh para dosen ITS, berbagai lomba islami, hingga penyaluran zakat, infaq, fidyah dan shodaqoh. “Alhamdulillah semuanya berjalan lancar,” jelas Ketua Takmir Masjid Manarul Ilmi ITS ini.

Dr KH Cholil Navis Lc MA PhD yang didapuk sebagai penceramah utama menyampaikan bahwa Idul Fitri sesungguhnya bermakna dua hal yang harus diperhatikan, yakni menjadi hamba Allah sejati, dan menebar kebaikan kepada orang sekitarnya. “Dalam Alquran, Allah menggambarkan dengan pohon memiliki akar kuat, yaitu keimanan, juga memiliki ranting yang melangit, yakni menebar kebaikan kepada orang lain,” terangnya.

Meski demikian, lanjut Cholil, ‘melangitkan ranting’ juga tidak sembarangan, harus sesuai dengan kebijakan agar tidak rapuh. Keseimbangan akar yang mencengkeram kuat dan ranting kuat yang melangit layaknya seorang muslim yang kuat imannya dan besar manfaatnya bagi orang lain. “Proses hidup itu tidak dinikmati sendiri, peduli kepada orang lain itu juga penting,” pesan alumnus University Malaya, Malaysia ini.

Terkait masa pandemi Covid-19 saat ini, Cholil menerangkan bahwa menyambung silaturahmi tetap bisa dilakukan meski tidak dapat bertatap muka. Sebab dalam Islam, seseorang yang memiliki kebiasaan perbuatan baik, akan diganjar pahala yang sama meski berhalangan melaksanakannya suatu saat. Lebih-lebih, penebaran kebaikan sebagai tanda adanya silaturahmi masih banyak caranya. “Barangkali ada yang memberi transferan uang, mengirim makanan atau hadiah, itu semua bentuk silaturahmi,” ungkap pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah ini.

Terakhir, sebelum menutup sesi ceramahnya, Cholil memanjatkan harapannya agar makna Idul Fitri dapat dipahami dengan makna sesungguhnya. “Yang terpenting, refleksi Ramadan itu diimplementasikan selama 11 bulan setelahnya. Semoga kita dapat menjaga fitrah kita dan dipertemukan hingga Ramadan yang akan datang,” pungkas ulama kelahiran Sampang ini. (mad/HUMAS ITS)

Berita Terkait