ITS News

Sabtu, 28 September 2024
27 Februari 2007, 15:02

Kerja di Amerika, Lulusan ITS pun Bisa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Beberapa lulusan Teknik Informatika ITS tercatat tengah bekerja di luar negeri, salah satunya adalah Kusno Mudiarto. Pria yang akrap disapa Mudi ini ini sudah bekerja di Amerika sejak beberapa tahun yang lalu. Dalam kuliah tamu yang diadakan di Laboratorium Pemrograman pada Senin (26/2) ini, Mudi membagikan pengalamannya bekerja di Negeri Paman Sam itu dan tips untuk lebih mudah mendapat pekerjaan di luar negeri.

Menurut Mudi, peluang bekerja di luar negeri bagi lulusan ITS sangat besar. Beberapa Alumni ITS pernah dijumpainya di Amerika. “Selain saya juga ada mahasiswa angkatan 1991 yang bekerja di perusahaan saya,” terangnya. Mudi saat ini bekerja di Sky Mobile Media, sebuah perusahaan software di San Diego, California.

Mudi juga bercerita tentang pengalamannya bekerja di Amerika. Menurutnya budaya kerja di Amerika sangat berbeda dengan Indonesia. Secara budaya, ungkapnya, mereka lebih disiplin dalam bekerja. “Selain itu senioritas juga tidak terlalu berperan. Misalnya saya tidak perlu sungkan untuk mengkritik atasan saya bila dia salah,” terang lulusan Informatika dari angkatan 1994 ini.

Iklim berbisnis di Amerika, terutama untuk bisnis teknologi informasi, sangat mendukung. “Bila saya memilik ide bagus tapi tidak punya modal saya bisa mendatangi venture company (perusahaan permodalan, Red) untuk mulai berusaha,” terangnya. Ia kemudian mencontohkan Google sebagai perusahaan raksasa di bidang IT yang awalnya juga mendapat modal dari venture company.

Mudi banyak memberi tips untuk mudah mendapat pekerjaan di luar negeri. Ia menyarankan untuk mengajukan lamaran ke perusahaan baru atau yang biasa disebut start up company. “Bila kita melamar di perusahaan yang sudah besar lebih sulit karena lebih banyak saingan,” terang pria yang belajar pemrograman sejak SMA ini.

Ada beberpa hal yang sebaiknya dimiliki oleh mahasiswa untuk mengajukan lamaran di luar negeri. Salah satu yang terpenting, menurut Mudi, adalah resume diri yang menarik dan "menjual". Ia menyarankan agar mahasiswa Teknik Informatika sering mengikuti kompetisi pemrograman, untuk menambah kemampuan dan resume. “Misalnya Google CodeJam atau Top Coder,” terang pria asal Malang ini.

Kemampuan berbahasa Inggris juga penting, karena akan memudahkan komunikasi. “Yang menyebabkan kita kalah dari lulusan India terutama adalah kemampuan berbahasa Inggris,” terangnya.

Kuliah tamu ini sendiri disambut baik mahasiswa Teknik Informatika yang memadati Laboratorium Pemrograman. Mereka juga banyak bertanya pada Mudi, terutama para mahasiwa yang juga berasal dari Malang yang ingin belajar dari pengalaman senior mereka itu.(rif/ftr)

Berita Terkait