ITS News

Sabtu, 28 September 2024
11 Maret 2007, 07:03

Ingin Kaya, Kuasai Lima Kiat

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sukses, itulah yang tergambar pada bedah buku “Saya Tidak Ingin Kaya, tapi Harus Kaya” karangan Abdullah Gymnastiar, atau yang lebih akrab disapa Aa Gym. Terbukti, pemaparan ini disampaikan di hadapan lebih dari 120 peserta yang memadati gedung Teater PENS ITS. Melalui Ahmad Arqom sebagai pembedah, peserta diajak turut serta mengulas inti buku tersebut.

Arqom mengawali pembahasan terkait dengan arti kekayaan. Menurutnya, jika ingin kaya yang sesungguhnya, maka dimulai dengan merubah paradigma. “Cara kita berfikir tentang kekayaan harus diubah, termasuk sikap. Terlebih dulu kita harus mempunyai alasan mengapa harus kaya. Siapa sih yang nggak ingin kaya?,” tanyanya bernada retoris. Namun, lanjut pria yang akrab disapa Arqom ini, ada beberapa orang yang memang tidak berharap kaya.

“Tapi kita punya alasan untuk menjadi kaya. Dengan kaya, kita bisa menyumbang lebih banyak. Jadi bisa menabung pahala yang lebih. Sehingga, bermimpilah ke depan tidak hanya menjadi orang terkaya tapi jadikanlah sebagai pembayar zakat terbesar di negeri ini,” tegasnya.

Dalam buku Aa Gym, kata Arqom, kekayaan pertama yang harus dimiliki adalah kaya akan motivasi. “Keterbatasan ekonomi orang tua dan merasa selalu dipojokkan bisa jadi menjadi pemacu motivasi untuk lebih baik,” jelasnya. Kemudian, tips yang kedua yaitu kaya input. “Carilah sebanyak mungkin ilmu. Barangsiapa yang menginginkan dunia dan akherat, maka raihlah dengan ilmu,” tandas ustadz muda ini.

Selanjutnya, imbuh Arqom, diperlukan pula kaya gagasan. “Kunci orang kaya, mereka punya gagasan dan ide yang harganya mahal. Gagasan akan muncul bila banyak ilmu input dan motivasi kuat,” katanya. Unsur keempat yaitu kaya ibadah. “Karena dalam ibadah merupakan proses mengulang-ngulang. Ini merupakan unsur yang menjaga kedekatan kita dengan-Nya,” tutur pria berperawakan tinggi ini.

Kiat terakhir yaitu kaya hati. “Kaya hati yang dimaksud di sini adalah terpeliharanya kelembutan hati. Orang yang hatinya lembut dapat dilihat dari sikap dan tutur bicaranya. Ketika orang berbicara saja sudah kelihatan moralitasnya,” ujar Arqom memberikan contoh.

Ulasan bedah buku ini ternyata amat dinikmati. Terbukti dari komentar beberapa peserta. “Wah, aku pikir tadinya bakal ngantuk, eh ternyata seru, malah keasyikan. Pembicaranya nggak bosenin,” ungkap Hana, mahasiswi jurusan Teknik Kelautan ini senang. Begitu pula dengan komentar peserta lain yang juga memberika saran kurang lamanya waktu acara.

“Bagus banget acaranya. Lain kali waktunya diperlama ya,” saran yang lain. Memang, bedah buku ini dibuat free untuk umum, sehingga yang datang dari kampus lain pun banyak. (th@/rif)

Berita Terkait