Menjadi entrepreneur merupakan salah satu solusi strategi memecahkan persoalan bangsa, khususnya di bidang ekonomi. Dengan membangun sebuah usaha yang memberdayakan masyarakat, secara tidak langsung dapat menutup gerbang kemiskinan. Pernyataan inilah yang disampaikan Shahputra, pembicara dalam Seminar The Reveal of Entreprenuership yang digelar Himpunan Mahasiswa Teknik Industri ITS ini.
Shahputra yang juga menjabat Wakil Ketua Kadin Jawa Timur bidang UKM ini berpesan agar mahasiswa ketika lulus tidak hanya mencari kerja dan pengalaman saja. Namun, yang harus dilakukan tahap selanjutnya yaitu dapat membuka lapangan kerja. “Harapan saya, mahasiswa ITS ini setelah lulus bukan hanya kerja, tapi juga cari pengalaman dalam rangka mengisi kecerdasan. Baru pada step berikutnya dituntut untuk bisa membuka lapangan pekerjaan,” tutur pria lulusan Unair ini.
Pria pemilik salah satu perusahaan furniture ini pun memfilosofikan pohon sebagai indikator kesuksesan seorang entrepreneur. Daun yang lebat dan buah yang manis, kata Shahputra, merupakan pengandaian dari hasil yang tampak menjadi pengusaha yang sukses. “Daun yang lebat dan buah dibentuk dari karakter, kesehatan, dan kecerdasan. Akar yang kuat melambangkan seorang entrepreneur memiliki genetika, pendidikan, dan keyakinan yang tentu baik pula,” tuturnya kepada puluhan peserta di Ruang Sidang Rektorat ITS lantai 2.
Bahas Seminar yang Sama
Dalam waktu yang bersamaan pula, Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi ITS juga turut mengadakan Seminar Fifteen Hours to be an Entrepreneur. Mendatangkan Ir Edi Setiawan SE sebagai pembicara, yang memberikan kiat memulai usaha bagi mahasiswa yang bermodal minimal.
"Kebanyakan mahasiswa kesulitan dalam masalah modal," tandas Edi. Namun, hal ini dapat diatasi meski dimulai dari modal nol. “Sesegera mungkin memulai apa yang telah menjadi mimpi. Mulai dengan modal sekecil apapun, yaitu kepercayaan,” kata alumnus Teknik Kimia ITS yang kini menjadi owner perusahaan komunikasi dan konsultan Unicom.
Tak Hanya Motivasi
Kedua penyelenggara acara itu tak hanya mengisi seminar dengan materi motivasi menjadi entrepreneur. Pada hari yang berbeda, juga diadakan pelatihan serupa yang melatih pesertanya agar memiliki jiwa entrepreneur. Dengan diberikan modal seminimal mungkin, mereka yang menjadi peserta dituntut membuat usaha. Ada pula yang diminta membuat business plan.
”Tanggal 22 April nanti kita juga adakan lomba di Jembatan Merah Plaza. Ada dua kategori di sana. Yang pertama, peserta dituntut membuat usaha dengan diberi modal seminimal mungkin, istilahnya dari nol. Kemudian peserta disuruh menjual produk yang telah kita tentukan,” ujar Handaru Purnasakati, Ketua Panitia The Reveal of Entreprenuership
Senada dengan itu, Seminar Fifteen Hours to be an Entreoreneur yang pun melatih pesertanya membuat konsep bisnis dengan berbagai permasalahannya. ”Nantinya peserta disuruh berandai-andai punya uang banyak. Setelah itu, diminta membuat konsep bisnis yang akan dijalankannya,” kata Margarethy Pitranella Nadin, Ketua Panitia. (han/th@)
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Tim riset kendaraan hemat energi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melebarkan sayapnya di kanca
Kampus ITS, ITS News — Kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer, di Jawa Timur masih membutuhkan perhatian serius. Menyadari pentingnya