Animo mahasiswa ITS untuk memeriahkan Pemira ternyata masih cukup tinggi. Terbukti, pada kampanye capres putaran terakhir di D3 Teknik Mesin, Kamis (24/5) kemarin, diikuti ratusan mahasiswa ITS. Meski hanya berlangsung sekitar satu setengah jam, proses kampanye berlangsung seru. Apalagi ketika mahasiswa diberi kesempatan bertanya langsung dengan tiga kandidat. Tak pelak, banyak pertanyaan kritis yang akhirnya terlontar.
Dari sekian banyak pertanyaan, isu seputar ormawa (organisasi mahasiswa) paling mendominasi. Mulai dari topik pengkaderan hingga independensi BEM dengan Rektorat. Seperti pertanyaan seorang mahasiswa yang meminta kejelasan tentang langkah tegas yang akan ditempuh BEM bila pengkaderan tahun ini dihapuskan.
Selain itu, beragamnya pertanyaan kritis dan krusial lainnya sering pula memancing suasana kampanye menjadi panas. Bahkan, di antara peserta ada pula yang tak segan-segan melontarkan pertanyaan yang saling menjatuhkan. Namun, berkat kesigapan moderator dialog, suasana demokratis selama kampanye akhirnya tetap terjaga.
"Topik yang seringkali memancing suasana memanas yaitu masalah pengkaderan dan transparasi dana kampanye," ungkap Deden Ade Nurdeni, anggota PPU (Panitia Pemilihan Umum) Pemira BEM. Dan memang terbukti, ketika kampanye kali ini para kandidat juga dipaksa membeberkan rincian dana kampanye yang digunakan.
Mengenai dana, jawaban tiga kandidat pun beragam. "Saya mengeluarkan uang 400 ribu, masih ada sisa 100 ribuan. Itu termasuk uang publikasi dan uang lelah," jawab Agra. Sementara Praja mengatakan bahwa ia mendapatkan spanduk dari temannya, dan dirinya hanya mengeluarkan beberapa belasan ribu saja untuk fotokopi. Berbeda dengan itu, Nur Cholis mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengeluarkan uang. "Silahkan tanya saja pada pendukung saya, tak ada sepeser pun dari pihak luar, semua itu dari mereka sendiri bersedia menyumbang. Saya juga tidak pernah mengeluarkan uang lelah sekali pun," tandasnya.
Kendati dibantai dengan pertanyaan yang memojokkan, para kandidat presiden BEM tetap terlihat tenang. Ketiganya, yakni Nur Cholis Dwi Saputro (Teknik Mesin), Agra Nurullah Ahmad (Desain Prodak), dan Nurvan Indra Praja (Teknik Informatika) dengan berwibawa meladeni tiap pertanyaan yang ditujukan secara bergantian. Ketika suasana mulai memanas pun, ketiganya juga tak terpengaruh, bahkan ada di antara mereka yang malah melontarkan guyonan.
Kampanye capres BEM yang digelar di jurusan D3 Mesin ITS ini merupakan kampanye yang keenam sekaligus yang terakhir. Sebelumnya, berturut-berturut kampanye yang sama juga digelar di Fakultas Teknologi Industri (FTI), Fakultas Teknologi Kelautan (FTK), D3 Teknik Sipil, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS, dan Kantin Pusat. Setelah kampanye, agenda Pemira dilanjutkan dengan pemilu yang akan dilaksanakan pada 28-29 Mei mendatang. (f@y/th@)
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Tim riset kendaraan hemat energi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melebarkan sayapnya di kanca
Kampus ITS, ITS News — Kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer, di Jawa Timur masih membutuhkan perhatian serius. Menyadari pentingnya