ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
14 November 2020, 15:11

ITS di Mata Mereka: Sinergi ITS dan Wismar University Jawab Tantangan Global

Oleh : | | Source : ITS Online

Wismar University Jerman

Kampus ITS, ITS News — Tidak hanya dalam negeri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga erat menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri. Di usia ke-60 ini, ITS memasuki tahun kesembilan kerja samanya dengan Wismar University di Jerman. Keduanya bersinergi menyiapkan lulusan yang tidak hanya mampu menjawab kebutuhan lokal, tetapi juga internasional.

Kerja Sama dengan Teknik Sistem Perkapalan ITS

Dikatakan oleh Manager of the Joint Bachelor and Master Program Hochschule Wismar in Marine Engineering with ITS, Dr Ing Wolfgang Busse, kerja sama dengan ITS dimulai sejak 2009. Busse mengaku, kala itu ITS dan Wismar University sama-sama ingin mengembangkan kerja sama internasional. “Momennya tepat sekali. Kami mendapatkan rekomendasi terkait ITS dalam bidang maritim. Lalu semuanya terjadi begitu saja,” ujarnya.

Busse mengungkap, mulanya, niat kerja sama ini disampaikan Wismar University kepada ITS melalui candaan. Siapa sangka, candaan tersebut segera berlanjut pada pembahasan serius. “Setelah diskusi pertama antara rektor dari kedua perguruan tinggi, keduanya sepakat membuat program Double Degree sarjana Departemen Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS,” tuturnya.

Menurutnya, program ini penting dibuka untuk memenuhi kebutuhan akan Marine Superintendent dengan kualifikasi internasional negara-negara maju baik di kawasan Asia, Australia, maupun Eropa. “Program tersebut diharapkan mampu berkontribusi terhadap penguatan sumber daya maritim yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia maupun dunia internasional,” imbuhnya.

Berbicara mengenai program yang dibuka 2011 silam ini, ia mengungkapkan bahwa kurikulum program dikembangkan secara khusus dengan menggabungkan keunggulan dan standar kurikulum antara ITS dan Hochschule Wismar. “Kurikulum program berpedoman pada standar kurikulum pendidikan tinggi (Dikti) Indonesia dan ITS dengan penyetaraan pada European Credit Transfer and Accumulation System (ECTS),” ungkapnya.

Inilah yang membuatnya merasa program sarjana ini unik. Menurutnya, program ini berupaya mengkombinasikan keunggulan masing-masing perguruan tinggi di bidang pembangunan kapal, pengoperasian kapal, dan teknologi perawatan kapal. “ITS mempunyai keunggulan dalam bidang konstruksi dan desain kapal, sedangkan Wismar unggul di bidang operasi kapal,” tambahnya.

Tidak berhenti di sana, Busse mengaku, kurikulum tetap dikembangkan agar menjadi lebih baik. Sebab, menurutnya digitalisasi dalam industri 4.0 yang tengah berlangsung akan berimbas pada industri maritim. “Ketika kami memulai pada 2011, digitalisasi belum menyeluruh. Sehingga, perlu lebih banyak analisis data, model matematika, dan metode pengoperasian yang lebih efisien,” tuturnya.

Angkatan pertama program Double Degree Departemen Sistem Perkapalan ITS berfoto bersama.

Program Terbaru dengan Departemen Teknik Mesin ITS

Tidak hanya dalam bidang maritim, baru-baru ini, Wismar University juga bekerja sama dengan Departemen Teknik Mesin ITS untuk membuka program sarjana Teknik Mesin Joint Degree. Busse menjelaskan, sekitar 60 persen mata kuliah kompetensi dasar dalam program ini diberikan di ITS, sedangkan sisanya merupakan mata kuliah Energi Terbarukan yang akan diampu oleh dosen-dosen dari Wismar University. 

Ia mengungkapkan, mata kuliah ini hanya berlangsung dalam enam hingga delapan minggu dengan pola pengajaran sistem blok. Sebelum semester delapan, evaluasi dilakukan terhadap mahasiswa. “Mereka yang berprestasi dan diberikan kesempatan untuk mengikuti magang dan pengerjaan Tugas Akhir (TA)  di Wismar University Jerman dan perusahaan mitra program di Eropa,” ungkap Busse antusias. 

Kendati masih baru, program sarjana Teknik Mesin Joint Degree mendapat reaksi positif dari pelajar sekolah menengah atas sederajat. Dikatakan Busse, ada 75 pendaftar untuk program ini meski tidak ada promosi yang besar. “Ini menunjukan bahwa pelajar Indonesia tertarik dengan program sejenis dan percaya pada citra ITS sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia,” pujinya.

Pertemuan pertama Rektor ITS dan Hochschule Wismar University

Kesan Terhadap ITS

Menoleh ke belakang, Busse mengenang momen ketika ia pertama kali menginjakan kaki ke ITS 2009 silam. Masih segar di ingatannya bagaimana ia merasa takjub dengan lingkungan ITS yang hijau dan tampak asri. Ia pun tidak meragukan gelar ITS sebagai Green Campus. “Saya merasa seperti berada di kampus yang ada di dalam taman,” akunya.

Tidak hanya lingkungan yang asri, Busse juga memuji iklim sosial yang sangat baik di ITS. Baginya, sangat mudah untuk mendatangi civitas academica ITS untuk berdiskusi. Bahkan di FTK, Busse selalu dapat menanyakan apapun ataupun meminta dukungan. “Mereka selalu menyempatkan waktu untuk saya,” ungkap Busse.

Selain itu, berada sembilan tahun di ITS membuat Busse mampu melihat perkembangan ITS menuju kampus yang lebih modern, diantaranya transformasi perpustakaan utama ITS dan laboratorium di FTK. ”Laboratorium di FTK mempunyai banyak peralatan yang bagus untuk eksperimen pembuatan kapal yang tidak semua universitas punya. Sungguh laboratorium yang besar,” pujinya. 

Busse juga mengaku melalui empat periode pergantian rektor ITS. Lelaki asal Jerman ini menyebutkan bahwa ia beruntung karena semua rektor ITS senantiasa mendukung dan berpikiran terbuka.Tidak heran jika sudah dua kali Duta Besar Jerman datang ke ITS dan ingin mengetahui kerja sama antara Wismar dan ITS. “Para rektor bahkan bersedia menjelaskan secara rinci terkait kerja sama kami jika Duta Besar Jerman datang,” ujarnya. 

Meski demikian, Busse menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang harus ditingkatkan ITS, misalnya pembangunan dan modernisasi laboratorium. Menurutnya, laboratorium adalah instrumen yang tidak bisa dipisahkan dalam bidang keteknikan. “Saat ini virtual reality laboratorium dengan teknologi modern akan sangat baik,” usulnya merujuk pada laboratorium FTK.

Lanjut Busse, selain pembangunan dan modernisasi laboratorium, digitalisasi juga perlu diperluas dalam segala aspek. Dalam hal ini, ia memberi contoh terkait industri maritim yang turut mengalami digitalisasi seiring dengan bergulirnya era Industri 4.0. “Industri kemaritiman di Indonesia yang saat ini sudah mulai memanfaatkan teknologi untuk membantu proses kerja,” ungkapnya.

Maka, pada Dies Natalis ITS ke-60 ini, Busse berharap kerja sama antara ITS dan Wismar University akan terus berlanjut. Atas segala bentuk kerja sama yang telah sukses, Busse menyatakan pihaknya siap dengan proyek-proyek selanjutnya. “Saya harap, kerja sama selanjutnya sama suksesnya dengan kerja sama yang telah diadakan,” pungkasnya penuh harap. (dya/fat)

Manager of the Joint Bachelor and Master Program Hochschule Wismar in Marine Engineering with ITS, Dr Ing Wolfgang Busse. 

Berita Terkait