Kampus ITS, ITS News — Sesama kampus teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) berbagi visi yang sama dalam berkiprah untuk negeri. Meskipun terpisah jauh dibatasi laut, keduanya telah mengukir sejarah bersama. Dalam momen enam dekade ITS ini, Rektor ITK, Prof Ir Budi Santosa Purwokartiko PhD membuka kisah sinergi antara ITK dan ITS.
Diceritakan Budi, sapaan akrab Rektor ITK, kisah antara dua kampus tersebut bermula sejak terbentuknya ITK pada 2012 silam. Kala itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memberikan mandat kepada ITS untuk membantu pendirian ITK. “Ibarat bayi diajari cara berjalan, ITS menuntun ITK dalam melakukan perencanaan, studi kelayakan pembangunan, sampai perancangan kurikulum,” tuturnya.
Budi melanjutkan, selama dua tahun pertamanya, aktivitas perkuliahan ITK harus dilakukan di kampus ITS. Sebab, bangunan milik mereka masih dalam proses pembangunan. Di samping itu, fasilitas penunjang perkuliahan lainnya pun sedang dalam tahap persiapan. “Kami baru resmi menjalani perkuliahan di kampus Karang Joang saat menginjak tahun ajaran 2015/2016,” jelas alumnus University of Oklahoma ini.
Budi menuturkan bahwa kehadiran ITS di masa-masa awal perjuangan ITK itulah yang merekatkan ikatan antara kedua kampus. Ia berkata, kedekatan ini terus mereka jaga lewat pembaruan ragam Memorandum of Understanding (MoU) hingga Memorandum of Agreement (MoA) yang melibatkan keduanya. “Dari MoU dan MoA ini, kami terus mewujudkan sinergi baik antara ITK dan ITS,” ujar profesor di bidang data mining ini.
Pada akhir 2019 lalu, ITS dan ITK kembali menyepakati nota kesepahaman untuk menjaga kerja sama. Dari sana, Budi menerangkan, ITK rutin menggelar kuliah tamu dengan mengundang narasumber dari Kampus Perjuangan. Tidak hanya itu, ITK juga mengadakan penyuluhan manajemen sistem dan teknologi informasi yang melibatkan ITS. “Salah satunya ialah perancangan transkrip daring milik kami yang dibantu oleh ITS,” ujar pria kelahiran 1969 ini.
Lebih dalam lagi, Budi menceritakan bahwa ITK juga menggencarkan mobilisasi antara kedua sivitas akademika. Tercatat, sebanyak 80 persen dosen ITK merupakan limpahan dari ITS. Selain itu, ITK kerap mendelegasikan sivitas akademikanya guna mengambil ilmu ke Kampus Pahlawan. Salah satu contohnya ialah kerja sama pengembangan mobil listrik antara Enggan Electric Vehicle Team (EEVT) dengan Pusat Unggulan Iptek Sistem Kontrol Otomotif (PUI SKO) ITS.
Walaupun seperti saudara kandung, Budi menganggap bahwa ITS dan ITK akan tumbuh berbeda sesuai sumber daya manusia (SDM) masing-masing. Selain potensi lokal yang tidak sama, Budi merasa, perbedaan kekayaan wilayah antara dua kampus ini turut menjadi faktor pembeda. “Meski berbeda, kami memiliki cita-cita serupa yakni melayani masyarakat dan membangun Indonesia lewat pendidikan teknologi,” jelas guru besar Teknik Industri ini.
Bagi profesor ini, ITS telah memberikan andil besar dalam membentuk sejarah ITK. Ia berharap agar kedua kampus tersebut dapat terus bekerja sama dan mampu belajar dari satu sama lain. Lebih lanjut, Budi berkeinginan, ITS dapat terus meningkatkan prestasi, publikasi, serta produk inovasi yang dapat dikomersialkan. “Semoga perjalanan ITS di kancah global semakin gahar dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” pungkas rektor ini. (ai/dik)
Kampus ITS, ITS News – Indonesia terdiri atas beribu suku bangsa dan budaya, menyiratkan keberagaman yang tertanam dalam kehidupan
Kampus ITS, ITS News — Tak hanya berkomitmen untuk senantiasa menghadirkan inovasi mutakhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga
Kampus ITS, ITS News — Tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan aplikasi Kinderfin, untuk meningkatkan
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan atas inovasi anak bangsa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Universitas