ITS News

Sabtu, 28 September 2024
11 Juni 2007, 08:06

Sejak Perdelapanfinal, Pertandingan Penuh Strategi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Jika hari pertama masih dibumbui oleh robot-robot otomatis yang tidak dapat bergerak ataupun bergerak tanpa tau tujuan, ini tidak terjadi pada hari kedua Kontes Robot Indonesia (KRI) 2007. terutama saat perdelapan final hingga final, setiap tim benar-benar menunjukkan bagaimana sebuah robot seharusnya bekerja.

Di perdelapan final masih banyak perguruan tinggi yang mewakilkan timnya. Tercatat dari 16 tim yang tampil berasal dari 14 perguruan tinggi se Indonesia. Dari 14 tim tersebut hanya mewakili 7 daerah yang ada di Indonesia, yaitu Batam, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Makassar, Surabaya, dan Malang. Dari ketujuh daerah tersebut, Surabaya memilki peluang lebih besar untuk maju ke babak selanjutnya.

Setelah menyelesaikan seluruh pertandingan perdelapan final, tersisa tiga kota untuk berlaga dalam perempay final. Mereka adalah Q Numb On dari PENS, G Rush dari PENS, F4LCON dari ITS, dan  L4GE dari Universitas Bhayangkara yang kesemuanya mewakili Surabaya. Berikutnya adalah D’art dan Bombstic dari UI Jakarta, serta Ace Aye dari Universitas Negeri Mlang dan Empu Gandring dari Politeknik Negri Malang.

Dari dua babak diatas, pertandingan benar-benar menemukan warnanya. Ditengah membludaknya penonton dan riuhnya dukungan, segala strategi pun dikeluarkan masing-masing tim. Kali ini mereka tidak lagi memikirkan mencari poin yang banyak saja apalagi sibuk mengurusi robot yang bermasalah. Melainkan sudaj memikirkan bagaimana membuat musuh tidak bisa meraih poin atau juga menjadikan poin musuh sebagai poin kita.

Karena itu banyak penonton yang bingung dan bertanya-tanya saat ada robot yang bertingkah aneh, ”koq gitu sich?” atau juga ”ngapain tuh?’ merupakan kalimat yang tak jarang terucap. Mereka pun mengerti saat beberapa menit kemudian. ”Oooooo….menghalang-halangi toh.” celetiuk mereka. Dengan munculnya berbagai strategi aaru juga membuat penonton lebih terkagum-kagum dan berteriak histeris.

Belum lagi penampilan Q Numb On yang hanya menggunakan dua robot otomatisnya dalam pertandingan perempat final. Kondisi yang menimbulkan sedikit was-was bagi para pendukungnya ini dibayar dengan kemenangan penuh trik dengan skor ketat atas tim yang cukup kuat, Ace Eye dai Universitas Negeri Malang.

Hingga final pun, perang strategi masih berlangsung. Bahkan dalam satu pertandingan terdapat tim yang mampu menerapkan lebih dari satiu strategi. (Zn/  ).

Berita Terkait