ITS News

Sabtu, 28 September 2024
30 November 2020, 14:11

ITS Wujudkan Kantin Sekolah Berkomitmen Halal di Surabaya

Oleh : itsrys | | Source : ITSOnline

Kantin berkomitmen halal usungan tim KKN dan abmas ITS di SD Muhammadiyah 26 Surabaya

Kampus ITS, ITS News – Makan siang di sekolah membawa dampak cukup besar terhadap kontribusi energi siswa, oleh karena itu kantin perlu memperhatikan gizi dan kehalalan produk makanan yang disajikan. Peduli akan masalah ini, tim pengabdian masyarakat (abmas) dan kuliah kerja nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inisiasikan program untuk wujudkan kantin sekolah berkomitmen halal di Surabaya.

Kepedulian siswa terhadap kehalalan produk saat ini tergolong kurang, sebagian besar siswa cenderung memesan suatu menu lantaran rasanya yang lezat di lidah. Padahal tidak jarang ditemui jajanan di sekolah dari berbagai kota di Indonesia yang mengandung zat-zat yang tidak baik bagi tubuh mereka.

Makanan halal sendiri tidak sekedar masakan yang bebas dari kandungan daging babi, melainkan terdapat berbagai kriteria yang perlu diperhatikan dalam menghasilkan produk makanan halal.

Kriteria produk makanan halal ini terangkum dalam Sistem Jaminan Halal (SJH) atau Halal Assurance System (HAS) 23000 yang dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Adapun kriteria tersebut ialah Kebijakan Halal, Tim Manajemen Halal, Pelatihan dan Edukasi, Bahan, Produk, Fasilitas Produksi, Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis, Kemampuan Telusur, Penanganan Produk Yang Tidak Memenuhi Kriteria, serta Audit Internal dan Kaji Ulang Manajemen.

Tim KKN dan abmas ITS bersama Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya yang menjadi mitra sekolah dengan kantin berkomitmen halal

Ketua tim abmas dan KKN ITS penggagas Kantin Sekolah Halal, Nur Aini Rakhmawati S Kom MEngSc PhD mengungkapkan bahwa penting untuk melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada para pelaku usaha makanan terkait mekanisme produksi dan jaminan produk halal. “Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada pengelola kantin guna memenuhi kriteria HAS 23000,” paparnya.Bersama 14 orang mahasiswa ITS dan empat dosen lain yakni Edwin Riksakomara SKom MT, Diah Susanti ST MT PhD, Dr  Lailatul Qadariyah ST MT dan Feby Artwodini SKom MT, Aini melakukan kunjungan [ada beberapa sekolah negeri dan sekolah berbasis Islam yang berlokasi di kota Surabaya sebagai calon mitra sebagai inisiasi programnya.

Dari delapan sekolah yang dikunjungi, lima sekolah bersedia mengikuti rangkaian kegiatan. Sekolah-sekolah tersebut ialah Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya, SD Muhammadiyah 26 Surabaya, SD IT Al Ushwah Surabaya, SMP Yapita Surabaya dan juga SMKN 10 Surabaya.

Tahap selanjutnya dari KKN dan abmas yang juga merupakan agenda Pusat Kajian Halal ITS ini adalah melaksanakan workshop Kader Penggerak Halal yang dilakukan selama enam hari dengan materi pengenalan halal haram najis, titik kritis bahan, kriteria Sistem Jaminan Halal serta keuangan Syariah dan teknologi informasi.

Usai dilakukan workshop, Aini dan tim kemudian melakukan pembuatan manual SJH yang merupakan dokumen untuk pengajuan sertifikasi halal ke BPJPH. “dalam proses penyusunan dokumen manual SJH tersebut, ada beberapa langkah yang kami lalui bersama sekolah-sekolah mitra,” jelas dosen Departemen Sistem Informasi itu.

Langkah-langkah tersebut, lanjut Aini, ialah pemilihan produk yang akan disertifikasi, dilanjutkan dengan observasi bahan baku produk, lalu investigasi aliran produksi, pembentukan tim manajemen halal dan pada puncaknya ialah pembuatan komitmen halal.

Pemasangan logo binaan halal ITS di kantin sekolah SDIT Al-Uswah Surabaya

Usai merampungkan penyusunan manual SJH, Aini dan tim penggagas kantin halal kemudian melakukan pemasangan logo binaan Pusat Kajian halal ITS di kantin sekolah-sekolah mitra. “Logo binaan ini berlaku selama dua tahun dan akan ditinjau secara rutin,” timpal perempuan yang juga menjabat sebagai wakil kepala pusat kajian halal ITS ini.

Sukses melakukan inisiasi kantin halal di beberapa sekolah, Aini berharapan kantin-kantin tersebut dapat menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lain di Surabaya. “Semoga semakin banyak sekolah yang lebih peduli soal pentingnya kualitas makanan di kantin, dan juga lebih waspada lagi jika menerima makanan titipan dari penjual luar,” pungkas perempuan asal Pasuruan itu mengakhiri. (rys)

 

Berita Terkait