ITS News

Jumat, 27 September 2024
11 Desember 2020, 20:12

Gubes ITS Petakan Potensi Beton Geopolimer Ramah Lingkungan

Oleh : itstri | | Source : ITS Online

Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar, Rabu (25/11), yang diikuti oleh Prof Ridho Bayuaji ST MT PhD.

Kampus ITS, ITS News — Material beton masih menjadi tulang punggung bagi dunia konstruksi. Melihat hal tersebut, dosen Departemen Teknik Infrastruktur Sipil, Prof Ridho Bayuaji ST MT PhD menggagas pemetaan potensi beton geopolimer yang diyakini lebih ramah lingkungan dibandingkan beton pada umumnya. Hasilnya, pemetaan potensi ini berhasil mengantarkannya menjadi Guru Besar (Gubes) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ke-127.

Ridho, sapaannya, menjelaskan bahwa ia fokus meneliti beton geopolimer lantaran beberapa temuan yang berhasil ia petakan. Salah satunya, geopolimer berpotensi menggantikan peran semen sebagai bahan pengikat beton. Tercatat, produksi beton semen global cenderung menghasilkan gas emisi karbon dioksida (CO2) sebesar empat hingga delapan persen dari total emisi CO2 yang ada. “Sehingga saya yakin, penggunaan beton geopolimer dapat mengurangi emisi tersebut,” ujarnya.

Pemaparan orasi ilmiah Prof Ridho Bayuaji ST MT PhD melalui kanal Youtube ITS, Rabu (25/11).

Lebih dalam lagi, alumnus Teknik Sipil ITS ini menjelaskan bahwa beton geopolimer semakin dibutuhkan di masa mendatang lantaran cadangan persediaan kalsium sebagai bahan utama pembuatan semen semakin menipis. Hal ini berbanding terbalik dengan ketersediaan material pembuatan geopolimer seperti silika, alumina, hingga besi yang masih banyak tersedia. 

Di sisi lain, pria asal Probolinggo menyebutkan,  komposisi pengikat pada beton geopolimer tersusun atas reaksi polimerisasi. Reaksi tersebut memegang peranan penting dalam membangun kekuatan dan keawetan struktur mikro beton geopolimer. “Jadi, selain ramah lingkungan, kekuatan dan keawetan beton geopolimer ini tidak dapat dipandang sebelah mata,” ungkap lulusan doktor Universiti Petronas Malaysia ini. 

Orasi Ilmiah Prof Ridho Bayuaji ST MT yang diselenggarakan di Gedung Research Center ITS dan disiarkan melalui live streaming YouTube ITS.

Adapun dalam penelitiannya, Ridho menggunakan abu terbang yang diperoleh dari pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai mineral alumina silikat reaktif. Meskipun dikategorikan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), abu terbang tetap dapat digunakan sebagai campuran pengganti semen yang terhidrasi dalam beton. “Hal ini lantaran abu terbang dapat mengikat limbah material konstruksi menjadi bahan bermanfaat seperti geopolimer,” tuturnya

Studi yang telah ia lakukan sejak 2012 ini memberikan ragam manfaat bagi Ridho dalam mengembangkan jejaring penelitiannya. Dalam forum nasional Konsorsium Riset Geopolimer Indonesia (KORIGI), profesor ini dapat bersinergi dengan tim peneliti yang bergerak di bidang serupa. Tidak hanya itu, ia pun berhasil mengembangkan jejaringnya ke tingkat internasional dengan terlibat dalam diskusi Malaysia Indonesia Geopolymer Symposium serta Forum Inovasi Internasional.

Ke depannya, Ridho berharap agar ia dan rekan peneliti di bidang serupa lainnya dapat terus konsisten menekuni pengembangan teknologi geopolimer. Hal ini agar dirinya dan rekan peneliti lain dapat memberikan manfaat luas terhadap ekosistem di Indonesia. “Harapan saya, beton geopolimer semakin gencar digunakan dan menjadi alternatif terdepan dalam dunia konstruksi,” pungkas Kepala Laboratorium Material dan Struktur Gedung Diploma Teknik Sipil ini. (tri/dik)

Berita Terkait