ITS News

Jumat, 27 September 2024
22 Desember 2020, 01:12

Soroti Persoalan Korosi di Industri Minyak dan Gas

Oleh : itszar | | Source : ITS Online

Vice President of The Central Indonesia Corrosion Association (INDOCOR) Ir Nizhamul Latif M Sc saat mengisi materi kuliah tamu

Kampus ITS, ITS News – Seiring berjalannya waktu, problema korosi dalam industri minyak dan gas semakin berkembang.  Melihat hal tersebut, Vice President dari The Central Indonesia Corrosion Association (INDOCOR), Ir Nizhamul Latif M Sc menyoroti dasar-dasar persoalan korosi di industri minyak dan gas.

Sebagai pembuka, Nizhamul memberikan pengenalan berupa tiga komponen utama dalam industri minyak dan gas. Di antaranya, terdapat sektor hulu sebagai tempat eksplorasi minyak dan gas. Sektor tengah untuk pengolahan minyak dan gas. Serta, sektor hilir yang meliputi kilang minyak mentah, pabrik petrokimia, dan distribusi produk minyak bumi.

Lelaki berkacamata ini mengungkapkan, korosifitas produk minyak bumi ditentukan oleh hadirnya air dan oksigen terlarut. Lebih lanjut, air yang menyebabkan korosi hadir dalam bentuk terlarut berupa air emulsi pada bahan bakar, dan air bebas pada produk minyak bumi. “Di antara kedua jenis ini, air bebas paling berbahaya dalam terjadinya korosi,” ujar salah satu tenaga ahli INDOCOR  ini.

Dilanjutkan Nizhamul, sebenarnya minyak mentah dalam pipa tidak menyebabkan korosi karena bertindak sebagai lapisan penghalang logam. Hanya saja, jika bercampur dengan air, minyak akan menjadi korosif. “Korosi ditentukan oleh pola aliran minyak atau air yang dipengaruhi sifat fisik dan kecepatan aliran minyak yang mengalir ke dalam pipa,” tuturnya.

Di sisi lain, pada acara Guest Lecture INDOCOR ITS SC, Sabtu, (12/12) lalu, Nizhamul juga memaparkan bahwa dalam industri produksi minyak dan gas, bentuk utama korosi dikelompokkan menjadi sweet corrosion, sour corrosion, oxygen Corrosion, galvanic corrosion, crevice corrosion, erosion corrosion, microbiologically induced corrosion, dan  stress corrosion cracking.

 

Selain itu, proses korosi juga memperhatikan tempat-tempat tertentu khususnya pada Industri minyak, seperti down hole corrosion yang menggambarkan peralatan atau proses yang digunakan di dalam sumur, lalu ada flowing well yaitu sumur yang menghasilkan minyak atau gas bumi tanpa bantuan tenaga luar. 

Ada pula casing corrosion casing yang terdiri dari well heads untuk yang sering mengalami korosi akibat kecepatan tinggi dan adanya turbulensi dari gas. Juga flow lines yang dapat menyebabkan korosi dan pitting yang akhirnya memicu kebocoran.

Nizhamul berucap bahwa menurut National Association of County Engineers (NACE) total kerugian yang dihasilkan oleh korosi tahunan di industri minyak dan gas diperkirakan mencapai 1,371 miliar Dollar. “Maka dari itu semakin kita mengetahui dan paham akan dasar-dasar ilmu korosi, maka kita bisa menerapkan dan menekan besarnya pengeluaran dan kerugian yang ada,” pungkasnya. (zar/hen)

Penjelasan materi korosi galvanik oleh Ir Nizhamul Latif M Sc kepada peserta kuliah tamu

Berita Terkait